JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jember Chandra Ary Fianto, menyesalkan belum tersedianya pusat kesehatan hewan (puskeswan) di 31 kecamatan di Kabupaten Jember. Akibatnya ketika terjadi serangan penyakit pada hewan ternak penanganannya belum bisa optimal.
“Penyakit penyakit yang sering menyerang ini ke hewan ternak domba dan sapi. Semua itu karena sosialisasi terkait penanganan masih tersentralisasi dari pusat kabupaten saja. Harusnya kondisi semacam itu sudah bisa terbagi di tiap-tiap layanan kesehatan ternak di kecamatan,” jelas Chandra, Jumat (18/10/2024)
Padahal, lanjut politisi PDI Perjungan itu, di era globalisasi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) peran layanan kesehatan hewan dari sektor peteranakan dan kesehatan hewan sudah menjadi canangan nasional guna tercapaianya keamanan ketahanan pangan.
Dan di Indonesia pada umumnya, di Kabupaten Jember pada khususya sebagai wilayah yang memiliki populasi dan ternak terbanyak. Keberadaan layanan Kesehatan hewan itu sangat penting.
“Semua itu tujuannya untuk kesejahteraan peternak. Kalau sosialisasi tersebut lebih awal dipahami, maka peternakpun lebih mudah mengantisipasi demi menjaga hasil produksi tetap baik,” imbuh pria penghobi burung perkutut tersebut.
Untuk itu, dalam waktu dekat Chandra minta agar Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan lebih proaktif untuk segera merealisasikan puskeswan di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Jember.
“Peternak adalah bagian dari rakyat yang juga layak mendapat perhatian. Jika peternaknya nyaman, maka hasil ternaknya pun bisa dirasakan kemanfaatannya,” pungkasnya. (art/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS