PONOROGO – Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo tengah menyiapkan berbagai hal untuk mengusulkan Reog sebagai warisan budaya dunia kepada Perserikatan Bangsa-bangsa. Langkah ini dilakukan untuk menjaga Reog diakui dunia tidak sekadar secara kultur, juga secara faktual.
Menurut Bupati Sugiri, saat ini pihaknya sedang bekerja keras untuk mengusulkan Reog agar diakui oleh dunia dan bisa mengantongi 2 sertifikat dari UNESCO. Rencananya, Reog akan diusulkan masuk sebagai Warisan Budaya Takbenda atau ICH (Intangible Culture Heritage) dan Kabupaten Ponorogo diusulkan masuk sebagai Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UCCN (UNESCO Creative City Network).
Sugiri menambahkan, hal tersebut penting dilakukan sebagai bentuk penghargaan generasi saat ini kepada para leluhur agar dunia mengakui secara factual dan kultural.
“Kami berjuang untuk itu (Reog sebagai ICH dan Kabupaten Ponorogo sebagai UCCN) sehingga bisa kita kantongi 2 sertifikat dari UNESCO,” kata Sugiri Sancoko, Rabu (29/9/2021).
Warisan Budaya Takbenda (ICH) merupakan praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, atau keterampilan, serta instrumen objek, artefak, dan ruang budaya yang dianggap oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya suatu tempat.
Sementara Jaringan Kota Kreatif UNESCO (UCCN) adalah proyek UNESCO yang diluncurkan pada 2004 untuk mempromosikan kerjasama antar kota dengan menilai dan menghargai kreativitas sebagai faktor utama dalam pengembangan kota.
Untuk pengusulan ke UNESCO, pihak pemkab dan pemerintah pusat menyiapkan berbagai hal dalam jangka 1 tahun ini. Seperti naskah akademik, keabsahan, dan sebagainya. Sebab, ditargetkan pada 2023 mendatang Ponorogo bisa terdaftar dan masuk nominasi 2 platform UNESCO tersebut.
“Kami membentuk tim akademisi, pelaku, tim Kemendikbud, agar bisa nyambung apa yang dibutuhkan oleh UNESCO, kami kawal ketat agar terwujud di 2023,” lanjut Bupati yang akrab disapa Kang Giri.
Banyak potensi yang membuat Reog dan Kabupaten Ponorogo berpeluang besar untuk masuk di kedua nominasi. Potensi Ponorogo sangat terbuka, karena dari sisi UCCN, Ponorogo memiliki potensi di art (pertunjukan) dan craft (kerajinan) yang sangat mendukung.
Dengan potensi tersebut bisa digali dan dikembangkan lebih dalam lagi khususnya Reog. Dalam artian Reog bisa menumbuhkan kreatifitas dan inovasi dan mensejahterakan para seniman atau pelaku Reog.
“Kalau Reog makmur pekerja seni akan banyak, kita menuntut pekerja seni untuk kreatif, membuat craft dari Reog bisa membawa dampak ekonomi kreatif. Semoga Allah meridhoi, dan yang kita harapkan semoga jadi kenyataan. Yang kita cintai tidak jadi tontonan saja tapi juga diakui dunia,” pungkas bupati yang diusung PDI Perjuangan ini.
Pada Selasa (28/9/2021), Bupati Sugiri Sancoko menerima kunjungan dari tim peneliti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Gedung Pemkab Ponorogo terkait rencana pengusulan Reog jadi warisan dunia. (jrs/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS