Senin
16 Juni 2025 | 8 : 46

Bupati Gresik Maksimalkan Penanganan Banjir Kali Lamong

IMG-20211116-WA0022_copy_1200x676_1

GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik terus melakukan percepatan penanggulangan banjir akibat luapan Kali Lamong.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyampaikan, curah hujan dalam beberapa hari terakhir cukup tinggi. Hal ini membuat Kali Lamong meluap dan menyebabkan banjir.

“Pemerintah daerah terus berikhtiar untuk terus melakukan mitigasi bencana, kewaspadaan harus ditingkatkan,” kata Gus Yani.

Gus Yani menyebut, pemerintah tidak hanya fokus pada pencegahan, tetapi yang terpenting penanganan banjir. Namun, belum diketahui berapa lama durasi banjir tersebut.

“Kemudian, sarana penampungan sementara yang layak bagi korban banjir juga harus diperhatikan,” imbuh bupati yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada lalu.

Bupati milenial itu menyebut, upaya percepatan penanggulangan banjir Kali Lamong terus dilakukan. Kemudian, komunikasi dengan BBWS terkait izin kewenangan normalisasi.

“Alhamdulillah normalisasi sudah berjalan, di Cerme sudah berjalan. Di Balongpanggang dan Benjeng jangan sampai berminggu-minggu tapi tidak surut. Kalau memang bisa dalam 1×24 jam bisa surut, itu yang akan kita lakukan,” pungkasnya. 

Hingga hari ini, total 19 alat berat dari berbagai pihak dikerahkan untuk menormalisasi Kali Lamong. Bupati Yani juga menginstruksikan Dinas PUPR untuk menambah alat berat, jika masih kurang.

Pemkab Gresik bersama pejabat Forkopimda juga siaga terhadap La Nina yang potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan puting beliung.

Berbagai upaya terus dilakukan. Terbaru,  melakukan koordinasi dengan Koordinator Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Jawa Timur, Taufiq Hermawan.

Taufiq menyebut, La Nina bukan badai, tapi fenomena cuaca global yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Termasuk di wilayah Kabupaten Gresik.

“Karena La Nina ini, curah hujan meningkat 2-70%, ini yang perlu diwaspadai. Karena banjir ini utamanya terjadi karena tingginya curah hujan,” ujar Taufiq, Selasa (16/11/2021).

Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Malang, Anung Suprayitno menambahkan, La Nina paling tinggi pada September – November.

“Tapi biasanya pada bulan Desember-Februari merupakan puncak musim hujan,” imbuhnya. (mus/hs)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Pelatihan Koperasi Sasar Kader Banteng Mataraman, Fokus Cetak Penggerak Ekonomi Desa

MADIUN — DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menggelar pelatihan koperasi bagi kader partai dari wilayah Mataraman di ...
KRONIK

Bupati Lukman Ajak Aktivis PMII Jawa Timur Kawal Program dan Kebijakan Pemerintah Daerah

BANGKALAN – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, mengajak aktivias PMII Jawa Timur untuk melakukan kajian terhadap ...
LEGISLATIF

Punjul Warning, Pengurus Kopdes Merah Putih di Kota Batu Tidak Main-main

BATU – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Batu yang juga Wakil Ketua DPRD I Kota Batu Punjul Santoso mewarning jajaran ...
KRONIK

Lepas Kontingen Porprov Jatim 2025, Bupati Fauzi Ingatkan Pentingnya Sportivitas

SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, secara resmi melepas kontingen Kabupaten Sumenep yang akan ...
KRONIK

Ketua DPRD Banyuwangi Sebut Keberagaman sebagai Kunci Utama Kemajuan Daerah

BANYUWANGI – Pemuda dari berbagai lintas agama di Banyuwangi menyatu dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di ...
EKSEKUTIF

Wakil Bupati Ngawi Serahkan Bantuan Bedah Rumah dari Pramuka untuk Warga Miskin

NGAWI – Raut wajah sumringah tidak bisa disembunyikan Solikin (33), Warga Desa Jeblogan, Kecamatan Paron, Kabupaten ...