GRESIK – Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani berharap para pengemudi online menjadi garda depan dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) di masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Harapan Bupati Gus Yani disampaikan saat pertemuan dengan perwakilan pengemudi taksi dan ojek online, Rabu (14/7/2021).
Para pengemudi berharap kelonggaran akses khusus jalan saat penutupan jalan. Terutama ketika sedang antar jemput penumpang maupun kirim orderan kepada konsumen.
“Saat penutupan jalan membuat akses ke tujuan antar jemput semakin jauh. Sementara tidak ada kenaikan ongkos kirim,” kata Koordinator Driver Online, Burhanudin.
Pihaknya juga meminta kelonggaran bisa beroperasi di atas pukul 20.00 WIB. Sebab, di atas jam itu, biasanya masih banyak pengemudia maupun ojek online masih mencari rezeki.
“Kami berharap tidak diobrak kalau diatas jam 8 malam. Biasanya teman-teman jam 9 atau 10 sudah pulang,” harap pemuda asal Kecamatan Manyar tersebut.
Selain itu, dirinya meminta kendaraan online yang nopolnya W, S dan L bisa keluar masuk wilayah Gresik. Karena, beberapa pengemudi mengaku sempat diminta putar balik saat hendak pulang ke Gresik.
“Beberapa waktu lalu, teman kami saat mau masuk gresik dilarang. Akhirnya disuruh putar balik ke Surabaya lagi. Dia bisa pulang setelah penyekatan selesai,” imbuhnya.
Menanggapi itu, Bupati Gus Yani menjelaskan bahwa kebijakan PPKM darurat ini mempunyai dampak positif dan negatif. Tapi, tujuannya adalah mengurangi aktifitas masyarakat supaya kasus Covid-19 tidak terus meningkat.
“Tujuannya penutupan jalan dan penyekatan itu, agar aktivitas masyarakat di luar rumah berkurang,” terang bupati yang pada pilkada lalu diusung PDI Perjuangan ini.
Bupati milenial itu menyebut, kebijakan ini memang sangat berdampak pada pengemudi taksi dan ojek online. Mereka harus cari alternatif jalan lain untuk mengirim makanan sampai ke tujuan.
“Penutupan jalan dan penyekatan bukan kebijakan pak Kapolres atau pak Dandim. Tapi, langsung dari pemerintah pusat. Tujuannya tadi, mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah,” jelasnya.
Gus Yani mengatakan, bahwa pelaku usaha tetap diberikan kesempatan tetap buka. Tetapi, tidak boleh melayani makan di tempat. Harus dibungkus dan dibawa pulang.
Meski demikian, terkadang masih ada temuan di lapangan. Banyak ojol yang kumpul-kumpul di tempat pemesanan makanan. Padahal, ojol salah satu garda depan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Jangan sampai ojol tidak menunjukkan sebagai garda depan dalam menerapkan prokes. Kami harap, ojol juga ikut mensosialisasikan PPKM darurat ini kepada seluruh lapisan masyarakat,” harapnya.
Selain fokus pada aturan PPKM darurat, pemerintah daerah terus mempercepat vaksinasi untuk seluruh masyarakat. Namun, jumlah dosis yang diberikan di lapangan tergantung pemberian jatah dari provinsi.
“Kami berharap kerjasamanya. Sama-sama memahami kondisi seperti ini. Pemerintah terus fokus bagaimana menekan kasus Covid-19 yang belum tahu kapan berakhirnya,” pungkas Gus Yani.
Dalam kesempatan tersebut, juga dihadiri Kepala Bagian Ops Polres Gresik, Kompol Arifin; Kepala Dinas Perhubungan, Nanang Setiawan; Perwira Seksi (Pasi) Intel Kodim 0817 Gresik, Lettu Inf Sudiaji; Kepala Unit Dikyasa Satlantas Polres Gresik, Iptu Yani. (mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS