JEMBER – Potensi seni budaya di Jember sudah banyak dibicarakan, baik dalam satu komunitas maupun di ruang publik. Betapa banyaknya kesenian lokal Jember yang sebenarnya bisa menjadi satu keunggulan. Tetapi, perhatian untuk pengembangannya tidak merata.
Ketua Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan Jember, Catur Budi Prasetya, mengungkapkan, kesenian di Jember tidak ada kemajuan. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember memegang tanggung jawab untuk mengembangkannya.
“Perhatian, ya perhatian, tapi tidak merata pengembangannya,” ujar Catur di Jember, Senin (17/7/2023).
Pria yang akrab disapa Didit Gondrong itu mengaku miris melihat nasib kesenian di Kota Karnaval itu. Setiap ganti pemimpin daerah, kata dia, perhatian akan tampak condong kepada salah satu jenis kesenian.
“Jika memang masalahnya keterbatasan anggaran, berapa pun yang ada bisa dibagi rata untuk pengembangan seluruh bidang seni. Jadi, tidak mengunggulkan satu seni saja dan mengabaikan yang lainnya,” jelasnya.
“Selain itu, soal budaya dan sejarah bagi pemkab juga dinilai tidak sepenting membicarakan infrastruktur,” imbuhnya.
Politisi PDI Perjuangan itu juga menegaskan, budaya adalah akar terbentuknya karakter masyarakat. Kekuatan negara dan suatu daerah terletak pada budayanya. Dengan budaya, ciri khas dan tindak tanduk masyarakat bisa dilihat.
“Negara hancur karena kebudayaan dihancurkan,” tandasnya. (alfian/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS