MALANG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Andreas Eddy Susetyo mengajak masyarakat Kabupaten Malang lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini sebagai upaya membantu penyelamatan dunia dari ancaman bencana perubahan iklim.
“Sekecil apapun yang bisa kita lakukan untuk kelestarian lingkungan harus kita lakukan dari sekarang,” tandas Andreas di sela-sela kegiatan reses di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Sabtu (23/10/2021).
Dalam kesempatan tersebut, legislator dari dapil Malang Raya ini juga menanam bibit pohon kelengkeng di salah satu lereng Sempadan Pantai Sendang Biru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan prasasti di area eco wisata Clungup Mangrove Conservation dan penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk pelestarian hutan mangrove peningkatan fasilitas pariwisata.
Andreas memaparkan, keberadaan hutan bisa menjadi aset yang bisa dijual ke perusahaan yang masih menghasilkan Co2 terlebih setelah disahkannya UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
“Indonesia berpeluang menjadi negara super power dalam perdagangan carbon. Untuk itu melalui konservasi hutan mangrove di Malang, kita gaungkan dari Malang untuk Indonesia dan dari Indonesia untuk dunia,” tegasnya.
Untuk itu, ujar Andreas, agar memiliki nilai tambah maka perlu dipikirkan pengembangan lebih luas dalam eco wisata Clungup Mangrove Conservation (MCM) misalnya untuk budidaya kepiting yang memiliki nlai ekonomis tinggi.
“Bisa juga dijadikan wisata edukasi dengan membuat pusat riset lingkungan di area hutan mangrove,” tambah dia.
Keberadaan MCM merupakan upaya sejak 16 tahun lalu yang dilakukan oleh masyarakat dalam wadah Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru.
Kesadaran akan pemulihan lingkungan pesisir diawali tahun 2005 (81 ha hutan mangrove rusak), namun hingga saat ini, 77,7 hektare mangrove sudah berhasil dipulihkan dengan capaian nilai serapan karbon senilai 3.600 ton per hektar.
Selain itu, sumber daya alam yg makin lestari ini dijadikan sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat lokal dan sebagai tempat belajar bagi para akademisi, praktisi, bahkan dijadikan percontohan bagi instansi terkait. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS