SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, meresmikan pembangun Asrama Rehabilitasi Narkoba di Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Ulum Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Minggu (20/3/2022). Pembangunan asrama tersebut sebagai upaya pemerintah daerah memerangi penyalahgunaan narkoba di kabupaten berjuluk Kota Keris.
“Pembangunan asrama ini bertujuan sebagai tempat membantu para korban maupun pecandu narkoba untuk pulih dari ketergantungan terhadap narkoba,” ujar Bupati Fauzi.
Bupati Fauzi berharap, dengan dibangunnya asrama rehab narkoba ini, korban maupun pecandu yang mengikuti program pemulihan tidak sekadar sembuh dari ketergantungan barang haram tersebut, akan tetapi mereka juga tidak putus sekolah karena menjalani hukuman penyalahgunaan narkoba.
“Korban maupun pengguna narkoba, terutama usia pelajar yang direhabilitasi di pondok pesantren ini bisa mendapatkan pendidikan, baik ilmu agama dan pendidikan umum, supaya mereka tidak lagi mengonsumsi narkoba,” jelasnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu menambahkan, pembangunan asrama rehab ini merupakan salah satu dari beberapa visi dan misinya. Yakni penanganan masalah sosial berupa membangun pondok remaja sejahtera atau pondok khusus anak-anak yang bermasalah dengan hukum, seperti narkoba, minuman keras, dan lain sebagainya.
“Sebab itu, kami minta kepada semua elemen masyarakat untuk ikut andil dalam memerangi narkoba ini. Karena untuk mencegah peredaran narkoba, bukan hanya tugas pemerintah daerah, BNNK, maupun kepolisian. Tetapi merupakan tugas kita semua,” tandasnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Hidayatul Ulum, KH. Qusyairi Zaini, menyampaikan terima kasih kepada Bupati Fauzi karena telah membantu pembangunan asrama rehabilitasi narkoba di pondoknya. Asrama tersebut, kata Kiai Qusyairi, sangat membatu sekali terhadap anak-anak yang kecanduan narkoba.
“Bupati membantu pembangunan asrama rehabilitasi ini, tentu saja sebagai aksi nyata untuk mewujudkan visi-misinya,” ujar Kiai Qusyairi.
Kiai Qusyairi juga menjelaskan, korban atau pecandu narkoba yang direhabilitasi di pesantrennya sudah mencapai 28 anak selama tahun 2021. Namun, sebanyak 8 anak sudah dinyatakan sembuh dan sudah dipulangkan ke keluarganya.
“Sekarang sudah sisa 20 anak yang masih berada di asrama untuk menjalani rehabilitasi,” ungkapnya.
Kiai Qusyairi mengaku senang karena pesantrennya dipilih sebagai tempat rehabilitasi bagi anak-anak pecandu narkoba. Menurutnya, anak-anak tersebut merupakan para generasi muda yang harus diselamatkan dari bahaya narkoba.
Ia juga menjelaskan, dalam melakukan rehabilitasi bagi para pengguna narkoba tidak mudah, perlu perhatian dan penanganan khusus.
“Tapi alhamdulillah, anak-anak yang direhabilitasi di sini sudah sembuh dan insaf mengonsumsi narkoba, bahkan ada seorang anak pengguna narkoba yang sebelumnya tidak bisa membaca Al-Qur’an sudah bisa mengaji dan hatam tiga kali,” tandas Kiai Qusyairi. (set)