SURABAYA – Kandidat calon Ketua DPC PDI Perjuangan se-Jawa Timur mulai diseleksi. Gelombang awal, seleksi digelar di kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Minggu (18/1/2015) diikuti 44 bakal calon ketua DPC.
“Tes gelombang pertama diikuti peserta untuk bakal calon Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Kota Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kota Mojokerto, Kota Madiun, dan Kota Blitar,” ungkap SW Nugroho, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sabtu (17/1/2015).
Menurut Nugroho, ada dua tahapan tes yang wajib ditempuh para bakal calon ketua DPC. Yakni tes tertulis tentang wawasan kebangsaan dan kepartaian, serta assessment test untuk mengukur kesesuaian antara kemampuan para bakal calon dengan kriteria yang dibutuhkan partai.
“Kedua tes ditangani langsung oleh DPP PDI Perjuangan. Kami hanya membantu menyiapkan tempat,” terang Nugroho.
Khusus untuk assessment test, lanjut politisi yang juga anggota DPRD Jatim tersebut, akan dibantu oleh petugas dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Sementara, Koordinator HIMPSI Rizan Candra mengatakan, tes ini sebagai kelanjutan psikotes yang tahun lalu sempat dilakukan untuk menyeleksi calon anggota legislatif.
“Kalau tes yang dulu lebih fokus untuk melihat potensi kepribadian dan intelejensi seseorang. Tes yang ini lebih spesifik. Jadi, ada kriteria-kriteria kepemimpinan sesuai permintaan DPP PDI Perjuangan yang nanti kita akan lakukan uji kesesuaian pada peserta,” jelas Rizan Candra.
Kriteria-kriteria kepribadian itu disusun agar diperoleh karakteristik pemimpin partai yang diharapkan oleh Ketua Umum PDIP, dapat muncul dan membawa nama baik partai. “Lebih tepatnya memang ini adalah pemetaan kader-kader partai. Bisa digunakan juga juga untuk penempatan pengurus sesuai keahliannya masing-masing,” terang dia.
Candra menambahkan, tes ini sifatnya tidak untuk menjatuhkan. Jika ada peserta yang kemampuannya atau karakternya sangat jauh dari harapan akan kelihatan dari hasil tesnya.
“Nanti akan terlihat seseorang lebih cocok di bidang mana. Akan terbaca pemetaannya dari tes ini. Bisa jadi si A tidak cocok jadi ketua, tapi dia akan maksimal di posisi sekretaris,” urainya.
Candra meyakinkan bahwa metode ini dapat membantu partai menemukan kader dengan karakter terbaik sesuai yang dibutuhkan. “Nanti akan terlihat perpaduannya lebih jelas bila dibandingkan dengan syarat seleksi lain seperti tes wawasan kepartaian, prestasi, dan segala rekam jejak kader bersangkutan,” pungkas Candra. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS