BATU – Pemerintah Kota Batu gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah rawan bencana agar menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Hal ini untuk mengantisipasi adanya potensi bencana La Nina. Ancaman La Nina ini di antaranya ditunjukkan dengan meningkatnya curah hujan di seluruh kawasan Kota Apel tersebut.
“BMKG menginformasikan ada potensi La Nina, di mana curah hujan meningkat 20-40 persen dari kondisi normal di awal 2021 hingga Maret 2021 mendatang, yang bisa berpotensi menimbulkan bencana, dan dampak buruk terutama pada sektor pertanian,” kata Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko pada media, Jumat (15/1/2021).
“Status kebencanaan tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Wali Kota Batu Nomor 188.45/308/KEP/422.012/2020 Tentang Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, Tanah Ambles, Cuaca Ekstrim, di Wilayah Kota Batu Pada Musim Hujan Tahun 2020/2021,” papar wali kota yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini.

Saat ini, beberapa jajaran terkait Dinas Pertanian, BPBD, dan Satuan Kerja Kedinasan lainnya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah rawan bencana untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Beberapa jenis pohon yang tahan bencana dan tahan terhadap rawan longsor di beberapa wilayah diharapkan tetap dijaga kelestariannya, sehingga bisa mencegah terjadinya bencana,” jelas wali kota perempuan pertama di Kota Batu ini.
Seperti yang terjadi pada Kamis kemarin, sebut Dewanti, terjadi longsor pada belasan lahan yang berada di beberapa desa di Kecamatan Bumiaji.
“Khusus kawasan perbukitan seperti wilayah Kecamatan Bumiaji dan lainnya, saya dan beberapa satker akan melakukan pengawasan intensif,” pungkasnya. (ven)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS