Surabaya – Meninggalnya Dramawan dan Sastrawan Akhudiat menyisakan duka yang mendalam di hati para seniman dan aktivis Surabaya. Lelaki kelahiran Rogojampi, Banyuwangi, 5 Mei 1946, menghembuskan nafas terakhirnya di kediamannya di Jalan Gayungan Residence A9 Surabaya pada Sabtu 7 Agustus 2021 pada pukul 07.00 WIB.
Diana AV Sasa, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, memiliki kenangan berharga akan pengarang “Graffito” tersebut. Menurutnya, Akhudiat merupakan sosok yang support terhadap kegiatan seni dan literasi.
“Beliau dulu banyak memberi support untuk kegiatan Dbuku. Beliau bersedia diundang sebagai pembicara atau sekadar menjadi penampil sukarela,” ujar Sasa, sapaan akrabnya, mengenangkan Akhudiat, Minggu (8/8/2021).
Perintis dan pemilik Perpustakaan Dbuku itu menjelaskan, dukungan Akhudiat pada dirinya dirasakannya saat baru merintis Perpustakaan Dbuku. Selain sukarela mengunjungi Perpustakaan Dbuku, tambah Sasa, Akhudiat sering membeli buku-buku yang dijual Dbuku.
“Beliau juga membeli buku-buku yang dijual Dbuku. Beliau mungkin paham, Perpustakaan Dbuku butuh dukungan moral dan materiil,” jelas Sasa.
Kenangan yang paling melekat di benak Sasa, adalah saat dirinya berdialog dengan Akhudit tentang Syekh Yusuf Al-Maqassar, pejuang asal Gowa, Sulawesi Selatan yang diberi gelar pahlawan oleh Pemerintah Afrika Selatan.
“Suatu waktu kami, saya dan Pak Akhudit berdiskusi dengan seorang akwan dari Afrika di sebuah acara puisi Internasional. Kebetulan dia dari Cape Town dan seorang muslim,” ujar Sasa.
Seperti diketahui, pada Juli 1693 Syekh Yusuf Al-Maqassar diasing oleh Belanda ke Cape Town, Afrika Selatan. Tentang Cape Town inilah Sasa mendapatkan cerita tentang Syekh Yusuf Al-Maqassar.
“Waktu itu dia bertanya, I know Cape Town. I read it. Sasa, do you know Cape Town? Saya hanya bisa menggeleng. Maka meluncurlah kisah tentang Syekh Yusuf itu. Untuk saya anak muda yang ternyata tak banyak tahu tentang sejarah tersembunyi bangsa ini. Untuk hal-hal seperti itu, saya banyak berhutang pengetahuan pada Pak Akhudiat,” tegas Sasa.
Akhudiat dikenal sebagai penulis lakon yang bekali-kali memenangkan sayembara penulisan naskah drama yang digelar Dewan Kesenian Jakarta di tahun 1970 hingga 1980. Ia juga turut andil membesarkan kelompok teater Bengkel Muda Surabaya. Beberapa karyanya antara lain naskah drama berjudul Graffito, Jaka Tarub, Bui, Gerbang-Gerbong Tua Pasar Senen, Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap, dan Langit Dekat dan Langit Jauh. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS