Rintisan dimulai era Walikota Tri Rismaharini. Satu dari 47 Kebun Raya, khusus mengkonservasi spesies Mangrove.
SURABAYA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengucapkan selamat atas peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya.
Ia mengatakan, kebun raya yang diresmikan langsung oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri pada Rabu (26/7/2023), merupakan yang pertama di Indonesia.
Sebab, dari keseluruhan jumlah kebun raya yang ada di Indonesia, khusus untuk mangrove masih belum ada.
“Selamat untuk arek-arek Suroboyo dan Jatim yang sudah berhasil menciptakan kebun raya yang unik di antara 47 kebun raya di Indonesia dan ini salah satu yang menurut saya dikelola dengan baik dan konsisten. Karena tidak semua pemerintah daerah berhasil mengolah secara konsisten,” kata Laksana Tri Handoko.

Ia mengatakan, kehadiran Kebun Raya Mangrove ini melalui perjalanan yang cukup panjang, yakni sejak 2017 saat pihaknya pertama kali menerima surat dari mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Kemudian baru 2018 ada surat penetapan lokasi dan kemudian berlanjut hingga saat ini bisa dikeluarkan penetapan.
Menurutnya, dari 57 jenis mangrove yang ada di kebun raya ini baru 17 yang telah diregistrasi secara resmi sebagai koleksi. “Jadi masih banyak PR untuk Pak Wali kota,” sambungnya.
Ia mengatakan, sebagaimana diamanatkan, kebun raya merupakan pusat konservasi yang melindungi spesies tumbuhan dan hewan langka dengan mengambil dari habitat yang tidak aman atau terancam dengan ditempatkan ke perlindungan manusia.

“Kebun raya ini bisa dibilang merupakan satu-satunya alat kita untuk menjaga biodiversitas (keragaman hayati) karena Indonesia itu pemilik biodiversitas terbesar di dunia, untuk darat nomor 2 setelah Brazil,” katanya.
Berita terkait: Megawati Resmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya
Selain konservasi, sambungnya, pihaknya juga terus mendorong pemanfaatan biodiversitas menjadi obat dan lainnya.
“Kebun raya bukan hanya untuk konversi akan menjadi soko guru perekonomian berbasis ekonomi kreatif dan riset Indonesia ke depan,” pungkasnya. (dhani/hs)