SUMENEP – Sudah dua pekan badai menyebabkan aktivitas pelayaran Pelabuhan Kalianget -Masalembu tertunda. Kapal penumpang hingga logistik tak bisa berlayar menuju kepulauan terluar di Kabupaten Sumenep tersebut.
Akibatnya, kelangkaan bahan pokok terjadi di pulau yang secara geografis lebih dekat dengan Pulau Kalimantan itu. kebutuhan pokok, seperti beras dan elpiji jadi komoditi paling sulit dibeli. Stok elpiji di toko dan agen bahkan telah kosong sejak dua hari lalu.
“Beras mulai langka, dan kalau ada pun harganya sangat tinggi,” ujar Tallib (53), warga Dusun Baru, Desa Masalima, Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Selasa (28/2/2023).
Menurut Tallib, kelangkaan beras di Masalembu terjadi sejak satu pekan terakhir. Toko-toko kelontong yang biasanya menjual beras untuk kebutuhan warga, kini terpantau kosong.
Kalau pun ada, harga yang diberikan sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga normal. Harga itu, lanjut Tallib, menjadi Rp 16.000 dari yang sebelumnya di angka Rp 11.000 per kilogram.
“Kami berharap cuaca membaik, kalau pun tidak, semoga pemerintah daerah memberikan perhatian,” tuturnya.
Mengetahui kondisi tersebut, anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Darul Hasyim Fath, mendorong pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui BPBD Sumenep untuk segera turun tangan mangatasi persoalan itu.
“Kami mendorong BPBD Kabupaten Sumenep mengambil langkah sebagai wujud dari tindakan proteksi atas warga,” ujar Darul.
Wakabid Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Sumenep itu menjelaskan, gelombang tinggi hingga angin kencang yang melanda wilayah Masalembu membuat pelayaran lumpuh total. Krisis pangan melanda kepulauan terluar di Kabupaten Sumenep itu selama sepekan terakhir.
Karena itu, Darul berharap Pemkab Sumenep dan Pemprov Jawa Timur mencari solusi agar krisis pangan di Pulau Masalembu tidak bertambah parah. Menurutnya, kapal perang milik TNI bisa dikerahkan untuk menyuplai sembako karena tahan terhadap badai. Apalagi, berdasarkan data BMKG, badai baru reda sekitar Jumat (3/2/2023) mendatang.
“Selama sepekan terakhir krisis pangan tengah dialami warga Pulau Masalembu. Mereka memang banyak yang bergantung pada sembako yang dipasok dari luar Masalembu,” terangnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS