SURABAYA – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama bagian perekonomian Pemkot Surabaya dalam rapat dengar pendapat (hearing) di komisi B DPRD Kota Surabaya, Rabu (28/12/2022) melaporkan jika realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya tanpa Silpa, di tahun 2022 sebesar Rp 8,57 triliun atau 87,15 persen dari target sebesar Rp 9,5 triliun.
Atas capaian tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Anas Karno menilai, pencapaian PAD tersebut belum ideal, meskipun terjadi peningkatan dibanding tahun 2021. Menurutnya, pencapaian PAD yang ideal sebesar 90 persen, atau lebih 90 persen dari target yang ditetapkan.
Di samping itu, pihaknya menyoroti sektor pajak reklame yang seharusnya berpotensi signifikan menyumbang PAD Kota Surabaya.
“Kami meminta supaya Bapenda Kota Surabaya melihat potensi pajak reklame, dengan memelototi lagi dan melihat lagi, karena banyak tunggakan pajak di reklame,” jelasnya.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, kalau para pengusaha reklame tersebut sudah mendapatkan teguran, dilanjutkan dengan surat peringatan, tapi masih saja menunggak pajak, sebaiknya ditertibkan.
“Jangan sampai potensi PAD dari keberadaan reklame ini masuk ke oknum tertentu, sehingga merugikan PAD Surabaya,” tegasnya.
Tak hanya itu, Anas juga mengingatkan Bapenda Kota Surabaya supaya tidak sekadar menetapkan besaran target terhadap pajak reklame. Akan tetapi juga menghitung target pajak reklame berdasarkan jumlah titik pemasangan reklame di seluruh Surabaya.
Sehingga pemasangan target ini berdasarkan logika tidak hanya sekadar pasang angka,” tegasnya.
Selain pajak reklame, Komisi B juga menyoroti kebocoran retribusi parkir yang menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Karena itu, Anas juga berencana untuk menggelar hearing dengan Dishub untuk membahas hal tersebut.
Anas juga berharap, PAD Kota Surabaya di tahun 2023 akan bertambah melalui sektor pajak restoran, hotel dan hiburan.
“Sektor-sektor ini juga berpotensi untuk menaikkan PAD di tahun 2023. Hotel misalnya, sudah mulai ada kenaikkan okupansi sebesar 75 persen. Kita berharap PAD 2023 bisa mencapai minimal 90 persen dari target,” jelasnya.
“PAD Kota Surabaya nantinya akan dipergunakan untuk kepentingan warga Surabaya, melalui postur anggaran belanja di APBD,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bapenda Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi, mengatakan, untuk meningkatkan PAD tahun 2023 di sektor pajak, pihaknya akan mengintensifkan pungutan pajak lapangan, diantaranya pajak reklame.
“Di tahun 2022, kita memang mengeluarkan kebijakan relaksasi, pemutihan denda, kemudian pembayaran pajak dengan cara diangsur. Karena masih di masa recovery pandemi. Karena berat menanggung hutang pajak selama 2 tahun pandemi,” terangnya.
Lebih lanjut, Musdiq mengatakan, pihaknya menyasar seluruh sektor yang potensi sebagai penyumbang PAD, termasuk pajak reklame. (dhani/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS