MALANG – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menekankan peran sentral guru pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk bisa menanamkan fondasi kebangsaan. Utamanya dalam mencetak generasi bangsa menjadi masyarakat dewasa yang cerdas, berakhlak, dan sadar kebhinekaan.
Basarah mengibaratkan, guru-guru PAUD sebagai Raja Midas dalam mitologi Yunani, yang bisa mengubah apa saja yang disentuh menjadi emas.
“Masyarakat di usia dini adalah golden age yang menjadi fondasi masa depan sebuah bangsa. Jika anak-anak pada periode itu mendapat sentuhan emas para pendidik, mereka akan menjadi generasi emas yang menggantikan generasi sebelum mereka dalam kepemimpinan nasional,” tutur Ahmad Basarah.
Hal itu dia sampaikan di hadapan ratusan guru PAUD, dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, di Ruang Paripurna DPRD Kabupaten Malang, Rabu (16/11/2022).
Atas peran strategis tersebut, dia menyatakan sudah sepatutnya guru-guru PAUD mendapatkan apresiasi selayaknya guru-guru lainnya dalam mensukseskan enam literasi yang menjadi target nasional.
Yakni literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewargaan.

“Melihat peran para guru seperti itu, tidak berlebihan jika saya katakan para guru adalah penjaga masa depan bangsa sekaligus kompas yang mengarahkan masa depan anak-anak bangsa,” ujarnya.
Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang tersebut menyebut bahwa negara telah menempatkan guru sebagai figur yang sangat istimewa utamanya dalam mencetak dan mendidik generasi penerus bangsa.
Dia juga mengingatkan bahwa UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen memberi amanat besar kepada mereka yang didefinisikan sebagai ‘guru’ dan ‘dosen’, untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Anggota Komisi X DPR RI ini menyebutkan, Bung Karno memandang guru sebagai kelompok masyarakat spesial yang berperan membentuk akal dan jiwa anak-anak penerus bangsa.
“Bung Karno pernah mengatakan bahwa satu bangsa akan kehilangan rasa perikemanusiaan jika guru-guru di semua perguruan hanya tahu mengajar, menulis, dan menghitung saja. Bung Karno hanya mau menyebut seseorang sebagai guru jika ia memiliki jiwa kebangunan yang berhasil membentuk akal dan jiwa anak-anak didik,” papar Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut.
Untuk itulah, pihaknya menyelenggarakan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan kepada guru-guru PAUD, yang diharapkan mampu menjadi duta-duta Pancasila di wilayahnya masing-masing. Terutama guna membentuk mental ideologi bagi anak dan peserta didik. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS