SURABAYA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengunjungi Rumah Padat Karya ‘Viaduct’ di Jalan Nias, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, di sela-sela kunjungannya ke Kota Pahlawan, Rabu (9/11/2022).
‘Viaduct’ berkonsep kafe yang menyajikan beragam kuliner khas Surabaya itu dilengkapi dengan barbershop dan lapangan basket mini.
Dalam kunjungannya ke Rumah Padat Karya, Hasto didampingi Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno, dan jajaran pengurus DPD Jatim lainnya, serta Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono.
Saat baru memasuki rumah padat karya berkonsep kafe ini, Hasto sangat terkesan dengan arsitektur bangunan kunonya. Dia sangat kagum dengan bangunan kuno yang terawat, karena memberikan kesan istimewa.
Baca juga: 10 November, Hasto Kristiyanto Ajak Akademisi 33 Negara Ziarah ke Makam Bung Karno
Di ‘Viaduct’ saat ini diberdayakan 25 pekerja dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai pekerja langsung. Bila ditotal dalam ekosistemnya bisa mencapai 100 orang termasuk para pemasok berbagai bahan makanan-minuman yang disajikan.
“Saya kira ini luar biasa, bagaimana sebuah aset pemerintah kota didedikasikan untuk membuka lapangan kerja bagi rakyat. Ini merupakan respons kebijakan yang baik untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sebuah langkah tepat saat kita ke depan dibayangi ketidakpastian ekonomi global,” ujar Hasto.
Rumah Padat Karya sendiri tersebar di berbagai daerah di Surabaya. Aset-aset Pemkot Surabaya yang idle alias menganggur disulap menjadi Rumah Padat Karya untuk memberdayakan MBR.
Ada untuk kafe, barbershop, laundry, cuci motor, produksi kue, destinasi wisata, lahan pertanian-perikanan, dan sebagainya. Program ini telah menyerap ribuan warga MBR.
Menurut Hasto, ini merupakan cerminan gotong royong kerakyatan yang mampu dikerjakan dengan baik di kota yang dipimpin kader PDI Perjuangan. Yakni wali kota, wakil wali kota, dan ketua DPRD-nya adalah kader Banteng.
“Coba bayangkan kalau semua daerah begini, punya konsep semacam ini, pasti luar biasa, bagaimana menciptakan nilai tambah sebagai mata rantai perekonomian rakyat. Apalagi yang mengelola rumah padat karya ini adalah warga tidak mampu,” ujar Hasto.
“Saya dorong para kader PDI Perjuangan melakukan hal-hal konkret dalam menciptakan lapangan kerja,” sambungnya.
Apa yang dilakukan para kader PDI Perjuangan di Surabaya, lanjut Hasto, adalah upaya menghadapi tekanan-tekanan perekonomian global yang sedang tidak baik-baik saja.
“Jika dibandingkan dengan perekonomian negara lain, ekonomi kita tidak kalah. Namun kita tidak boleh lengah. Sebab ancaman krisis finansial yang sedang dihadapi negara lain itu bisa terjadi di Indonesia,” ujar Hasto.
“Apalagi tahun depan ada prediksi pertumbuhan perekonomian secara global terkoreksi hingga mengakibatkan resesi. Kerja gotong royong ekonomi kerakyatan seperti di Surabaya ini adalah langkah yang tepat untuk antisipasi,” paparnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, beragam program ekonomi kerakyatan terus didorong di Surabaya.
Kolaborasi antara wali kota, wakil wali kota, para kader PDIP di DPRD Surabaya, serta seluruh elemen partai berlambang banteng itu hingga tingkat kecamatan telah mampu memompakan pemulihan ekonomi secara lebih cepat.
“Kita semua berkomitmen bagaimana program padat karya sukses, sebagai respons atas situasi pemulihan ekonomi serta antisipasi potensi perlambatan ekonomi atau bahkan resesi ke depan. Di kampung-kampung, MBR diberdayakan, salah satunya disalurkan ke berbagai Rumah Padat Karya,” papar Ketua DPRD Surabaya ini. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS