MALANG – Tidak hanya memiliki bakat dan potensi dalam membakar semangat rakyat melalui pidato-pidatonya yang berapi-api, Bung Karno ternyata juga memiliki keahlian dalam menuliskan naskah-naskah teater.
Salah satunya berjudul Chungking Djakarta yang Selasa lalu diproduksi ulang oleh komunitas seniman bersama DPC Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kota Malang.
Peran para aktor dan aktris yang bermain dalam teater Chungking Djakarta dengan sutradara Donny Kus Indarto dan maestro musik klasik Ugik Arbanat itu, menarik minat dan atensi masyarakat untuk menyaksikan teater yang ditulis oleh sosok Proklamator Bangsa Indonesia tersebut.
Bertempat di Gedung Kesenian Gajayana, Kota Malang, pentas teater dilaksanakan seperti yang pernah dipentaskan Bung Karno pasca masa kemerdekaan RI pada tahun 1948.
Mulai dari perubahan setting geber manual hingga band pengiring yang ditaruh di depan panggung, performance Tonil ditampilkan se-otentik mungkin.

Ketua DPC Repdem Kota Malang, Faisal Riza mengatakan pementasan Teater Chungking Djakarta ini nantinya tidak akan berhenti disini saja. Masih ada banyak banyak produk karya dari Bung Karno yang patut untuk dipentaskan.
“Saya pikir jejak perjuangan Bung Karno ini sangat harus kita hormati. Akan sangat berdosa jika kita sebagai generasi muda tidak tahu perjuangan beliau,” kata Faisal Riza di Kota Malang, Rabu (31/8/2022).
Dari pementasan ini juga diharapkan dapat menjadi kebangkitan kembali khazanah kebudayaan. Sebab lewat jalan kebudayaan pula, tokoh proklamator kemerdekaan RI Bung Karno mempergunakannya sebagai salah satu alat perjuangan agar bangsa ini bisa mencapai kemerdekaan.
Oleh sebab itu, sebut Riza, jal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya bersama dengan komunitas seni di Kota Malang untuk kembali mengangkat pamor teater modern dalam jejak kebudayaan dewasa ini.
“Kenapa teater? Karena memang jalan kebudayaan di bidang seni teater itu jarang diperhatikan dengan serius. Kalau lewat seni tradisional kan sudah banyak,” jelasnya.

Sementara itu, sutradara Chungking Djakarta, Donny Kus Indarto menambahkan, selain urusan politik dan kenegaraan, sosok Bung Karno juga andal dalam bidang seni. Mulai seni rupa, seni musik bahkan seni peran atau teater sekalipun dia geluti.
Keahlian dalam bidang seni pertunjukan teater inilah yang jarang mendapat sorotan. Bung Karno sendiri tercatat sudah memproduksi 17 naskah sandiwara tonil selama masa pengasingannya di Ende (1934-1938) dan Bengkulu (1938-1942).
Selaku sutradara, tonil Chungking Jakarta Donny mengaku lega dapat mementaskan naskah milik tokoh bersejarah bangsa tersebut. Terlebih, masih pentas tonil itu kelompoknya menjadi yang pertama
“Bentuk pertunjukan tonil ini cukup berbeda dengan pertunjukan teater modern,” kata Donny. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS