KEDIRI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri terus melakukan percepatan vaksinasi untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, utamanya sapi.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Kediri, Pendiwan, mengatakan, saat ini satgas PMK sudah mulai melakukan vaksinasi PMK tahap ke II yang dibagi di beberapa wilayah, di mana satu wilayah ada 3-4 kecamatan.
“Jadi, vaksin PMK sudah berjalan dengan lancar. Hampir semua wilayah sudah terfasilitasi untuk vaksin dosis 1. Jadi, ini sudah masuk ke dosis 2, yang memang persentasenya masih sedikit, karena mamang baru dimulai,” ujar Pendiwan, Senin (1/8/2022).
Ia mengatakan, sebelumnya para warga yang memiliki hewan ternak, utamanya sapi, baik yang terkena maupun tidak terkena PMK, diminta melaporkan dan mendaftarkan ke kepala desa masing-masing yang nantinya dari data tersebut akan diberikan kepada Satgas PMK untuk dilakukan penyuntikan vaksin.
Seperti diketahui, wilayah Kabupaten Kediri merupakan daerah penghasil ternak, terutama sapi, dengan tingkat populasi mencapai 230.000 ekor pada 2021. Beberapa daerah di sekitar Gunung Kelud juga menjadi salah satu penghasil susu perah unggulan di Jawa Timur. Wabah PMK telah memicu penurunan produksi susu sapi hingga 30-40 persen yang kemudian berimbas juga pada perekonomian masyarakat.
“Beberapa daerah di Kabupaten Kediri itu banyak peternak sapi perah, seperti di Medowo, Kecamatan Kandangan, bahkan itu penyetor susu terbaik ke Nestle yang ada di Pasuruan, di mana dalam satu hari mereka bisa setor 1,2 ton ke Nestle. Di saat PMK ini mereka hanya bisa setor sekira 800 kilogram tidak sampai. Penurunannya sampai segitu,” ujar Pendiwan.
“Penurunan produksi susu itu tentu saja berdampak pada pendapatan para peternak dan ini berimbas pada ekonomi masyarakat,” sambungnya.
Pandiwan juga menjelaskan, sambil terus melakukan vaksinasi PMK secara masif, hal yang perlu digencarkan juga adalah edukasi terkait pencegahan, penularan, dan penanganan PMK kepada para peternak.
Ia pun mengapresiasi langkah Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, yang telah mengambil 7 langkah strategis untuk mengatasi PMK, yakni membentuk gugus tugas pengendalian PMK yang bertugas melakukan monitor dan menanggulangi PMK pada hewan ternak, pengetatan dan pengawasan lalu lintas ternak, serta menutup akses keluar masuk hewan ternak di wilayah terjangkit wabah.
Kemudian, penutupan sementara pasar hewan jika wabah meluas. Selain itu, dilakukan vaksinasi bagi hewan ternak, isolasi, dan pengobatan secara intensif untuk hewan ternak sakit. Terakhir, pemotongan hewan ternak wajib dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH).
“Kita memang membutuhkan strategi-strategi untuk menyelesaikan suatu masalah. Mas Dhito juga sudah dengan cepat mengambil 7 strategi terkait bagaimana penanganan dan penanggulangan PMK dan tentunya ini sedang berproses dan kita tidak bisa bilang kalau itu sudah selesai,” pungkasnya. (dhani/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS