Puan Maharani belakangan relatif lebih rajin berkunjung ke berbagai daerah. Ke Balikpapan, Sulawesi, dan paling baru ke Jawa Timur. Puan yang tergolong masih muda, memanfaatkan energinya pada setiap kunjungan, tidak hanya ke ibukota provinsi. Ke Jawa Timur misalnya, selain ke Lamongan, juga menyempatkan diri berkunjung ke Gresik dan ujung timur Pulau Madura, Sumenep.
Jelas merupakan kebanggaan luar biasa bagi masyarakat Sumenep, dikunjungi sosok Mbak PM, panggilan akrab Puan Maharani. Kabupaten Sumenep, berada di ujung paling timur Madura, tapi sosok Ketua DPR RI itu berkenan, bersusah payah menyambanginya. Sebuah perjalanan melelahkan, tapi diyakini akan menggoreskan banyak kenangan indah tentang Pulau Madura.
Puan, seperti ditegaskannya, akan terus beranjangsana ke berbagai daerah. Sebagai Ketua DPR RI, lembaga representasi rakyat Indonesia, ia ingin lebih menyelami aspirasi masyarakat. Apa dan bagaimana sebenarnya keinginan dan aspirasi rakyat, agar lebih terakomodir dalam keseluruhan keputusan DPR RI.
Dalam berbagai kunjungan, Puan juga tak lupa bersilaturrahmi dengan tokoh-tokoh daerah, yang mewakil berbagai organisasi keagamaan, sosial, dan lainnya. Juga, sebagai kader PDI Perjuangan, selalu menyediakan waktu untuk silaturrahmi dengan kader-kader PDI Perjuangan di daerah yang dikunjunginya.
Untuk silaturrahim dengan sesama kader, Puan menyebut sebagai menguatkan sinergi, menyamakan persepsi, dan membangkitkan semangat perjuangan untuk pengabdian kepada rakyat.
Yang paling penting dan menarik dicermati, yaitu nawaitu Puan berkunjung ke berbagai daerah menemui tokoh-tokoh ternyata antara lain sebagai bagian menyegarkan relasi sosial, yang pernah dirintis sang ayah, M. Taufik Kiemas.
Masyarakat Indonesia, tentu masih mengingat karakter indah (alm.) Taufik Kiemas, yang sangat rajin bersilaturrahim dengan siapa saja, tanpa membedakan latar belakang agama, suku, dan bahkan politik. Demikian luar biasanya kemampuan menjalin relasi sosial, sampai merebak pernyataan jika ada silang pendapat antar kekuatan politik, dijamin akan selesai jika Taufik Kiemas turun gunung.
Sebuah penegasan tentang kehandalan beliau dalam melakukan lobi-lobi, yang dibekali hubungan baik dengan seluruh kekuatan sosial politik. “Yang paling saya kagumi dari beliau adalah bisa (bergaul) lintas generasi, partai, agama, dan etnis,” kata Presiden Jokowi.
Semangat luar biasa dalam kemampuan menjalin relasi sosial atau silaturrahmi itulah yang saat ini disegarkan Puan melalui kunjungan ke berbagai daerah, menemui tokoh-tokoh.
Puan ingin menyegarkan kembali relasi sosial indah, yang pernah dibangun Taufik Kiemas karena merupakan bagian dari watak dan karakter dasar masyarakat Indonesia, seperti tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Walau berbeda-beda tetap dalam jalinan indah NKRI; walau berbeda silaturrahim, hubungan persaudaraan tetap terjalin.
Puan menyadari nilai penting relasi dan keterjalinan antar kekuataan sosial politik, antar pemeluk agama, antar suku, antar wilayah sebagai fondasi dasar NKRI. Siapapun yang merasa sebagai warga negara Indonesia, harus memiliki tanggungjawab moral untuk menjaga dan merawatnya.
Menjaga persatuan, kesatuan, persaudaraan saat ini memiliki urgensi tinggi. Terutama jika mencermati berbagai anasir kepentingan belakangan ini, yang memperlihatkan kecenderungan untuk menyeret masyarakat ke wilayah konflik.
Media sosial, yang demikian bebas, memperlihatkan indikasi dimanfaatkan untuk menciptakan kegaduhan oleh mereka yang tidak senang suasana kedamaian, persaudaraan, dan persatuaan negeri ini.
Secara obyektif, sangat dibutuhkan berbagai upaya menyegarkan relasi sosial, silaturrahim antar berbagai kekuatan politik seperti telah dilakukan oleh Puan. Semuanya untuk kepentingan meningkatkan saling pengertian, mempererat tali silaturrahmi, relasi sosial, untuk menjaga dan meningkatkan kemajuan serta kejayaan NKRI.
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS