SUMENEP – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, membentuk Pos Curhat bagi kader PKK kecamatan hingga desa. Pembentukan Pos Curhat diawali dengan sosialisasi bagi kader PKK kecamatan dan desa, khususnya bagi pokja I, baik daratan maupun kepulauan, secara hybrid.
Ketua PKK Kabupaten Sumenep, Nia Kurnia Fauzi, mengatakan, pembentukan Pos Curhat merupakan pengejawantahan dari fungsi konseling. Tujuannya, peningkatan kualitas komunikasi dan relasi interpersonal di wilayah paling domestik, yaitu keluarga.
Menurut istri Bupati Sumenep tersebut, pasang surut komunikasi dalam sebuah keluarga bila tidak dikelola dalam resolusi konflik yang memadai, tingkat kerentanan berupa kesalahpahaman atau ketidaksesuaian dalam berkomunikasi dapat berujung runcing dan tercipta suasana disharmonisasi.
“Pos Curhat perlu ambil bagian menjelmakan masa depan keluarga yang telah dilanda miskomunikasi dalam keluarga tersebut,” jelas Nia, Jumat (15/10/2021).
Personel Pos Curhat, jelas Nia, merupakan petugas yang berkapasitas dalam resolusi konflik sehingga dapat menjadi mentor dalam mengidentifikasi persoalan dalam sebuah keluarga, hingga tersedianya jalan keluar dari jenjang persoalan dan jawabannya.
“Ingat, bukan justru meningkatkan eskalasi dari sekedar persoalan biasa menjadi sebuah persoalan besar,” ungkapnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep itu juga menuturkan, resolusi di tengah pandemi sungguh-sungguh dibutuhkan seiring dengan perubahan perilaku seluruh warga dan keluarga di tengah pasang surut suasana Covid-19.
“Dari berkurangnya penghasilan akan berujung pada reposting anggaran rumah tangga. Dalam suasana seperti ini diperlukan keterampilan komunikasi. Di sinilah peran pos curhat menemukan titik urgensinya, menengahi kesalahpahaman setiap pesan yang terkirim,” ujarnya.
Ia mencontohkan, dalam bahasa mungkin benar yang dimaksud dan tujuan, namun salah diksi atau pun salah nada. Dampaknya akan terdengar sumbang sehingga melahirkan sikap yang tidak dimengerti.
Maka Nia mengingatkan kader-kader PKK agar jangan sampai personel Pos Curhat hadir menambah persoalan. “Tujuan kita harus konsisten, yakni garis melayani, bukan justru sebaliknya. Apalagi petugas Pos Curhat justru balik curhat. Ini bukan mengatasi masalah, tetapi manambah masalah,” tandasnya.
Sosialisasi dan pembentukan pos curhat tingkat kecamatan dan desa tersebut dihadiri Wakil Ketua Pokja I TP PKK Provinsi Jatim, Purwani Sulistyawati dan unsur Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jatim, Indarsyah Chalifatiyanti.
Purwani Sulistyawati mengatakan, tujuan dari pembentukan Pos Curhat itu menjadi wadah bagi masyarakat. “Jika ada persoalan, datang ke Pos Curhat. Kita memberi ruang pada warga untuk datang dan sharing,” jelas dia.
Pembentukan Pos Curhat, baik di desa maupun di kecamatan, tidak terlepas dari banyaknya problem dalam rumah tangga atau masyarakat.
“Dan kita tidak membatasi untuk curhat berbagai problem. Apapun itu. Jadi, keberadaan Pos Curhat itu harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS