NGAWI – Fauzan Galih, milenial asal desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Ngawi, memilih menjadi petani. Menurutnya, menjadi petani tidak hanya sekadar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada cita-cita besar yang ingin diraih olehnya, khususnya di bidang pertanian.
Pilihan menjadi di usia muda mungkin pilihan yang berbeda, terutama di tengah masyarakat desa yang terkontaminasi budaya budaya urban. Teman sebayanya, setelah lulus sekolah, lebih banyak merantau ke kota untuk mencari rupiah.
Tapi tidak dengan Galih. Ia punya pandangan lain soal kebiasaan kebanyakan pemuda desa. Menurutnya, dengan memahami potensi desa dan mengoptimalkan apa yang ada di desa, dirinya bisa hidup. Jika meminjam istilah dari Tri Sakti Bung Karno, asal paham dan mau berusaha, di desa pun bisa berdikari dalam bidang ekonomi. Galih pun menekuni budidaya tanaman anggur dengan berbagi varietas.
“Sudah dua tahun menggeluti budidaya anggur, untuk saat ini kita fokus pada penyediaan bibit anggur dari berbagai varietas dengan kwalitas yang bagus,” kata Galih, Minggu (22/8/21).
Terhitung, ada 35 varietas anggur yang dibudidayakannya. Kebanyakan anggur varietas impor. Seperti ninel, jupiter, julian, dixon, dan masih banyak lagi. Varietas jenis ini disebut Galih termasuk jenis buah anggur yang umum ditemukan di pasar Indonesia.
“Meskipun anggur bukan buah lokal asli Indonesia, tanaman jenis ini bisa tumbuh subur hingga berbuah di iklim tropis,” katanya.
Bibit anggur produksinya, jelas Galih, bisa berbuah setelah 4 hingga 6 bulan setelah tanam. Asal tanaman anggur dirawat dengan maksimal. Sementara harga jual bibit anggur produksi Galih cukup bervariasi. Mulai dari ratusan ribu, hingga satu jutaan. Bergantung pada varietas tanaman. Untuk pemasaran dia lakukan baik offline maupun online.
“Kalau untuk penjualan online, terjauh kita sudah pernah mengirim hingga luar pulau, seperti di pulau Sumatera, Kalimantan, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Ke depan, Galih berharap, tidak hanya memproduksi bibit anggur. Namun, juga bisa menjadikan desanya sebagai sentra produksi buah anggur di Kabupaten Ngawi.
“Kita mulai dengan memberdayakan tetangga sekitar. Kita bagikan bibit anggur secara gratis. Berharap ke depan bisa menjadi sentra produksi buah anggur,” ungkapnya. (Mmf/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS