MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Dr Sri Untari MAp mendukung dan mengapresiasi langkah Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Surabaya yang terus melakukan berbagai kegiatan diskusi membahas bahaya ekstrimisme serta radikalisme.
Hal itu dia sampaikan di sela acara Forum Group Discussion (FGD) mengenai Cegah Paham Ekstrimis di SMA Kabupaten Malang yang digelar di Hotel Savana Kota Malang, Selasa (9/2/2021).
Terkait ini Untari juga mengusulkan ada penyusunan kurikulum Pancasila yang tidak khusus Pancasila. “Tapi diintegrasikan dengan berbagai praktis keilmuan, menurut saya jauh lebih baik,” kata Untari.
Legislator yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim ini pun mengusulkan kepada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) agar membentuk sekolah khusus syiar Pancasila.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan, mengingat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila kian menurun. Sehingga, kata Untari, perlu diantisipasi dengan membentuk sekolah khusus syiar Pancasila.
“Studi-studi yang sudah dilakukan beberapa kampus serta lembaga riset, kecenderungannya sudah mendekati angka 20 persen. Artinya kepercayaan terhadap Pancasila sudah menurun,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sebutnya, urgensi terhadap pembentukan sekolah khusus syiar Pancasila ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila.
“Maka, saya usul ada sekolah khusus syiar Pancasila. BPIP yang punya kewenangan,” terang legislator yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut.
Melalui sekolah khusus syiar Pancasila ini, tambah Untari, akan menciptakan manusia-manusia Pancasila yang sebenarnya. Tentunya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
“Tentunya kami ingin menciptakan manusia-manusia Pancasila yang bisa syiar, dengan berperilaku baik yang sebenarnya. Contohnya tidak melakukan kekerasan rumah tangga dan tidak pelit,” bebernya.
Perempuan yang juga Ketua Umum Dekopin tersebut mengatakan, melalui sekolah khusus ini akan meningkatkan kecintaan terhadap Pancasila. “Sehingga Syiarnya tidak teori, melainkan benar-benar mengamalkan nilai Pancasila yang sebenar-benarnya,” ujar Untari.
Selain mengusulkan Sekolah Khusus Syiar Pancasila kepada BPIP, Sri Untari juga mendorong Pemprov Jatim agar membentuk Perda Penangkal Radikalisme.
Sementara itu, Direktur Pusham Surabaya Bambang Budiono mengatakan, radikalisme dan ekstrimisme dilakukan secara tertutup dan diam-diam. “Ekstrimisme dan radikalisme secara sistematis dapat mempengaruhi akal pikiran sampai mentalitas dunia pendidikan,” kata Bambang Budiono.
Dunia pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah khususnya tingkatan SMA. “Baik itu peserta didik hingga gurunya dapat terpapar radikalisme dan ekstrimisme,” sebutnya.
Menurutnya, banyak cara yang dilakukan untuk meracuni dunia pendidikan dengan ajaran radikalisme dan ekstrimisme. Tentunya ini dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.
“Mereka diarahkan untuk anti NKRI dan Pancasila. Gerakan itu mengarah cita-cita khilafah dan eksklusif. Yang berbeda dengan mereka potensial akan disingkirkan,” tegasnya.
Hal itu kata dia bergerak secara massif serta tersistematis di dunia pendidikan. Baik itu sekolah, Pondok Pesantren maupun lembaga pendidikan yang lainnya.
“Terutama tersebar melalui media sosial, melalui pola pendidikan yang mereka bangun dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan,” urainya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS