SURABAYA – Pasangan Cagub-cawagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno punya resep khusus untuk mendongkrak kinerja sektor pertanian.
Menurut Gus Ipul, dengan pengalaman sebagai Wagub Jatim 10 tahun terakhir, pihaknya akan memperkuat pertanian Jatim lewat sejumlah skema. Di antaranya pembentukan BUMD pangan yang khusus membangun kemitraan untuk mendongkrak kesejahteraan petani.
Selama ini, sebutnya, salah satu tantangan sektor pertanian adalah tidak stabilnya harga saat panen raya. Petani mendapatkan harga yang kurang baik saat terjadi panen raya.
Kehadiran BUMD pangan, jelas dia, menjadi salah satu solusi dengan tugas menjalin kemitraan bersama petani. Salah satunya dengan jaminan penyerapan komoditas pertanian, termasuk bermitra dengan Bulog yang tidak bisa menjangkau seluruh petani.
Gus Ipul menambahkan, ada tiga fokus di sektor pertanian yaitu peningkatan produktivitas, kesejahteraan petani, dan kebutuhan rakyat terpenuhi.
BUMD pangan ikut menopang kesuksesan tiga fokus itu, termasuk menjadi ujung tombak bagi penyediaan produk pangan yang terjangkau masyarakat. Bersama Cawagub Puti Guntur Soekarno, dia bakal memacu pertanian Jatim dengan konsep cooperative farming.
“Kita akan pacu pertanian berjamaah, alias cooperative farming. Ini wujud agribisnis dari hulu ke hilir,” ujar Gus Ipul, dalam debat publik Pilgub Jatim yang digelar di Dyandra Center, Surabaya, Selasa (8/5/2018) malam.

Dalam skema itu, usaha tani dijalankan secara terintegrasi, mulai penanaman, pemupukan, pemilihan bibit unggul, pengolahan lahan, panen, pasca panen, bahkan hingga proses irigasi. Semuanya diarahkan ke skema agroindustri untuk meningkatkan nilai tukar petani (NTP).
“Yang juga penting, kita ukur semuanya dari sisi bisnis, untuk memastikan kesejahteraan petani, dengan teknologi terbaru. Kami fasilitasi teknologi itu, yang nantinya akan meningkatkan pendapatan petani hingga 52 persen,” paparnya.
Dengan skema itu, produk nilai tambah pertanian Jatim akan menjadi prioritas. Misalnya dengan memacu produksi beras premium. Sehingga petani tidak hanya mengandalkan produk primer, tapi juga produk olahan yang telah diberi nilai tambah.
“Kita juga akan membangun industri pengolahan berbasis agropolitan dan minapolitan di sepanjang jalur selatan Jatim dari Pacitan sampai Banyuwangi,” imbuh Puti Guntur.
Selama ini, Jatim mempunyai peran sentral dalam industri pertanian nasional. Jatim adalah produsen terbesar padi nasional.
Untuk sektor gula, Jatim menyumbang lebih dari 45 persen produksi nasional. Demikian juga komoditas-komoditas lain.
“Dengan fokus kita ke sektor pertanian, sekaligus kita ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tandas Puti. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS