JAKARTA – Politisi Rieke Dyah Pitaloka menyebut, pelaksanaan pemilu legislatif 2014 paling buruk dibanding tiga pemilu yang pernah diikutinya. Terburuk karena menurutnya kecurangan pemilu dilakukan secara masif baik oleh para caleg, penyelenggara, maupun masyarakat.
“Pileg ini adalah pileg terburuk yang saya jalani. Kita melihat dengan kasat mata, kecurangan transaksional begitu verbal, sudah bermutasi,” ungkap Rieke, saat menjadi pembicara Forum Kamisan Formappi dengan tema ‘Pileg Kacau, Bagaimana Pilpres?’ di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
“Menurut saya sudah terjadi kecurangan besar-besaran. Beranak pinak,” tambah mantan artis sinetron yang lebih dikenal dengan Oneng tersebut.
Kecurangan-kecurangan selama pileg, jelas Rieke, tidak hanya dilakukan calon anggota legislatif, namun ditambah dengan sikap pemilih yang sepertinya sudah tidak puas dengan hasil pemilu yang lalu-lalu.
“Bukan hanya caleg yang melakukan kecurangan. Ada pihak lain terlibat seperti petugas penyelenggara, ditambah masyarakat yang sudah frustrasi dengan situasi politik, dengan lantangnya mengatakan wani piro?” ujar Oneng.
Rieke sendiri telah mengikuti pemilu legislatif sejak 2004, 2009, dan 2014. Pada Pemilu 2009, Rieke baru berhasil menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan.
Legislator DPR RI ini menambahkan, saat pemilu sebelumnya dia tidak menemukan masyarakat yang berani mengatakan ‘berani bayar berapa’ untuk memilih seorang caleg. Ada juga model-model kecurangan yang belum pernah dia bayangkan, misalnya ada yang menawarkan formulir C1 dalam satu ransel. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS