SURABAYA – Cawagub Jawa Timur Puti Guntur Soekarno mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya Nyai Hj Aisyah Hamid Baidhowi binti KH Abdul Wahid Hasyim pada Kamis (8/3/2018).
“Kami sekeluarga turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Nyai Aisyah Hamid Baidhowi. Kita semua menjadi saksi betapa hidup beliau dipenuhi kucuran kebaikan yang tak henti-hentinya dengan pengabdian beliau kepada umat. Al-fatihah untuk beliau,” ucap Puti, Jumat (9/3/2018).
Menurut Puti, almarhumah yang juga kandung almarhum Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu adalah sosok perempuan luar biasa yang memiliki rekam jejak pengabdian panjang.
Almarhumah pernah menjadi Ketua Umum Muslimat NU dan sejumlah organisasi lainnya. Nyai Aisyah Hamid Baidhowi juga pernah menjadi anggota DPR RI.
“Sehingga lengkap perjuangan beliau, baik di ranah sosial kemasyarakatan secara langsung maupun memperjuangkan aspirasi umat melalui jalur politik. Tidak banyak sosok perempuan seluar biasa beliau,” ujar Puti.
Dari sosok almarhumah, sebut Puti, generasi saat ini belajar tentang tiga hal utama, yaitu keteguhan prinsip, konsistensi perjuangan, dan kerelaan berkorban untuk sesama. Setiap perubahan ke arah yang lebih baik selalu membutuhkan syarat-syarat tersebut.
Menurut Puti, keteguhan prinsip adalah fondasi untuk berjuang di jalan umat. Tanpa keteguhan prinsip, nilai-nilai perjuangan keumatan tidak akan berjalan dengan baik, bahkan banyak berujung pada pengkhianatan terhadap amanat umat.
Adapun konsistensi perjuangan adalah syarat utama agar aspirasi keumatan bisa terwujud. Puti memahami betul bahwa problem umat hanya akan berhasil dijawab jika terus diperjuangkan.
Kesabaran dan konsistensi perjuangan itulah yang dimiliki Nyai Aisyah Hamid Baidhowi. “Istikamah selalu berbuah berkah, itulah saripati yang bisa kita teladani dari konsistensi perjuangan beliau selama beberapa dekade mengurus umat,” kata Puti.
Sementara kerelaan berkorban, imbuhnya, tampak mewujud di sosok almarhumah di mana hampir seluruh perjalanan hidup Nyai Aisyah Hamid Baidhowi didedikasikan untuk umat.
“Itu terlihat jelas dari keaktifan beliau dalam berbagai wadah ladang perjuangan keumatan selama puluhan tahun,” jelasnya.
Sedang Cagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai sosok almarhum Aisyah Hamid Baidhowi adalah perempuan pejuang yang semasa hidupnya berjuang untuk bangsa melalui Muslimat NU.
“Saya kenal beliau sosok yang ulet berjuang. Beliau istikomah dalam membimbing umat,” kata Gus Ipul di sela-sela mengantar jenazah di peristirahatan terakhirnya kompleks makam keluarga di Pesantren Madrasatul Quran (MQ), Tebuireng, Jombang, Jumat (9/3/ 2018).
Saat menjadi ketua umum Muslimat NU maupun setelah tidak lagi menjadi ketua Muslimat, Nyai Aisyah Hamid Baidhowi adalah tokoh yang sangat rajin bersilaturahmi ke berbagai kalangan. “Setiap datang ke mana saja, beliau tidak langsung pulang. Beliau selalu datangi semua,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS