Kamis
31 Juli 2025 | 3 : 57

Eva Sundari: BNPT Perlu Perbaiki Program Deradikalisasi

pdip-jatim-Eva-K-Sundari

pdip-jatim-Eva-K-SundariJAKARTA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Eva Kusuma Sundari berpendapat, aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda menjadi bukti program deradikalisasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum maksimal.

Dia menyesalkan sekaligus mengutuk tragedi yang menyebabkan sejumlah anak menjadi korban tersebut.

“Kejadian ini membuka mata bahwa BNPT perlu memperbaiki program deradikalisasinya. Karena pelaku adalah eks napi teroris jaringan kelompok radikal yang terlibat pada kasus bom buku tahun 2011,” kata Eva Sundari, Senin (13/11/2016).

Diketahui, pelaku pelemparan bom molotov Joh alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia, pernah menjalani hukuman pidana sejak 2012 karena terlibat dalam peledakan bom buku di Jakarta pada 2011.

Dia divonis 3,5 tahun penjajar berdasarkan putusan pengadilan negeri Jakarta Barat nomor: 2195/pidsus/2012/PNJKT.BAR, tanggal 29 Feb 2012. Joh bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014.

Legislator asal dapil 6 Jawa Timur ini menambah, program deradikalisasi perlu dievalusi mendalam dan menyeluruh, sehingga ke depan pencegahan terorisme lebih efektif.

Dari studi terakhir diketahui, ada interrelasi antara perilaku intoleransi – radikalisme – terorisme.

Adanya intoleransi yang menguat, jelas Eva, dapat memicu perilaku self radicalism yang dapat berkembang menjadi tindakan terorisme.

“Salah satu strategi BNPT untuk memperbaiki program deradikalisasi adalah dengan membangun early warning system terhadap gejala intoleransi pada kelompok primordial tertentu,” jelasnya.

BNPT, sebut Eva, dapat menyosialisasikan program deradikalisasi secara luas, sehingga masyarakat aktif menjadi bagian dalam mekanisme pencegahan terorisme.

Dia menambahkan, insiden bom Samarinda memunculkan dugaan kekurangefektifan program pembinaan di lembaga pemasyarakatan (lapas). Selain itu, program pemantauan mantan napi teroris pascadibebaskan juga masih lemah.

“Seharusnya pelaku penyerangan di Gereja Oikumene, Samarinda diawasi lebih ketat karena dia diketahui membawa bendera ISIS di Parepare pada tahun 2014 dan sempat ditahan polisi,” ungkapnya. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

HEADLINE

Puan Maharani: Kader PDI Perjuangan Harus Jadi Pelopor, Bukan Pelapor!

DENPASAR – Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani menutup acara Pembekalan Anggota DPR RI ...
HEADLINE

Minta Kader PDI Perjuangan Solid, Megawati: Partai Ini Harus Makin Besar, Jangan Mengecil

DENPASAR – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan pentingnya soliditas kader di semua ...
KABAR CABANG

Pembangunan Selesai, Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri Punya Lahan Parkir Baru

KEDIRI – Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri memiliki lahan parkir baru. Lahan parkir berada di dalam ...
LEGISLATIF

Eri Irawan Dorong Integrasi Tarif Transportasi Publik di Surabaya Segera Dituntaskan

SURABAYA – Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Eri Irawan, menyoroti belum selesainya integrasi tarif dalam sistem ...
KRONIK

Buka Bimtek Legislator PDIP, Puan: Perjuangan Partai untuk Kepentingan Bersama

“Kita boleh berbeda latar belakang karena berasal dari daerah yang berbeda, kita boleh punya peran dan cara ...
KRONIK

Dapur MBG Bungsang Diresmikan, Bupati Lukman Harap Jadi Pilar Utama Ketahanan Gizi

BANGKALAN – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Jalan Hakim Perdanakusuma, Bungsang diresmikan ...