SIDOARJO – Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Sri Untari, menegaskan bahwa pihaknya bersama jajaran pemerintah provinsi, kabupaten, serta berbagai unsur relawan terus mengawal proses penanganan dan pemulihan pasca musibah ambruknya bangunan Musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo.
Hal itu disampaikan Sri Untari saat mengunjungi Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo. Dalam kunjungannya, Sri Untari bersama sejawatnya di Komisi E, Hari Yulianto.
Turut hadir sejumlah anggota DPRD Sidoarjo dari Fraksi PDI Perjuangan, Tarkit Edianto, Kasipah, dan Khoirul Hidayat.
Menurut Sri Untari, koordinasi intensif dilakukan dengan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Sekda Provinsi Jawa Timur, BPBD, hingga Basarnas, untuk memastikan langkah recovery berjalan dengan baik dan lebih terarah. Bahkan, Pemerintah pusat sudah menunjuk Sekda Provinsi Jatim sebagai leader commander dalam operasi gabungan ini.
“Nasional sudah menunjuk Pak Sekda sebagai leader commander. Jadi, komandonya ada di Sekda karena yang bergerak ini lintas sektor, ada dari nasional, provinsi, dan Kabupaten Sidoarjo. Sebagai sebuah musibah, tentu kita harus menyatu dalam membantu melakukan evakuasi korban,” ujar Sri Untari saat di posko Cadangan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Buduran, Sidoarjo, di sekitar lokasi pondok pesantren, Kamis (2/10/2025).
Lebih lanjut dijelaskan, tim penyelamat telah lengkap hadir di lapangan, mulai dari Basarnas, BPBD dari berbagai daerah, hingga tenaga medis. Menurutnya, proses evakuasi saat ini sedang berjalan dan tidak mudah, mengingat reruntuhan terdiri dari balok-balok besar yang membutuhkan alat berat.
“Saya melihat langsung, bambu-bambu penyangga sudah mulai diangkut keluar, dan alat berat diposisikan untuk menggeser balok-balok besar. Kalau tidak dengan alat berat, mustahil bisa dilakukan. Kita yakin semua pihak bekerja serius mengatasi ini,” tambah Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.

Selain pemulihan fisik, perhatian juga difokuskan pada aspek psikologis keluarga korban. Pihak pondok pesantren dan wali santri disebut telah memberikan restu penuh terhadap upaya evakuasi yang dilakukan pemerintah bersama relawan.
“Tadi Bu Gubernur sudah bicara dengan pihak pondok dan keluarga korban. Mereka manut, apapun yang diperintah akan dilakukan. Itu sangat membantu, karena memang dibutuhkan kebijaksanaan untuk menenangkan para orang tua yang putra-putrinya belum ditemukan,” tuturnya.
Selain melihat proses evakuasi, Sri Untari juga meninjau kesiapan dapur umum. Menurutnya, kesiapan dapur umum tersebut mampu memasak hingga 1.500 porsi sekali masak, tiga kali sehari, untuk memenuhi kebutuhan relawan, tenaga medis, Basarnas, hingga BPBD.
“Kesiapan dapur umum sangat bagus. Semua relawan, Basarnas, BPBD, maupun tenaga kesehatan terurus dengan baik. Pemerintah provinsi dan kabupaten menjamin layanan makanan ini berlanjut sampai permasalahan ini terselesaikan,” jelasnya.
Disamping itu, DPD, dan DPC PDI Perjuangan, kata Untari, turut menurunkan tenaga medis dan relawan sejak hari pertama kejadian. Kehadiran mereka di posko cadangan diharapkan bisa menutup celah kebutuhan mendesak yang diperlukan di lapangan.
“Kami turut prihatin, dan PDI Perjuangan sejak awal terus mendampingi masyarakat. Bahkan ada dokter-dokter yang kami turunkan, termasuk tim dari DPD dan DPC. Prinsipnya, apapun yang diperlukan, mulai dari obat-obatan, makanan, hingga tenaga relawan, akan kami upayakan,” pungkasnya.(hd/hs)