BLITAR – Apresiasi tinggi patut disematkan pada Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Talun Kabupaten Blitar, Andri Miza Asrori.
Pasalnya pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Talun itu sukses membudidayakan tanaman talas jenis Pratama 2 dan 3.
Diketahui bersama tanaman Talas atau yang dikenal dengan nama Latin Colocasia esculenta L. Schoott. M tersebut jarang dilirik oleh petani, namun kader Banteng tersebut masih kekeuh mempertahankan usaha tersebut.
Budidaya tanaman talas sendiri dilakukan di lahan seluas tiga hektare di Lingkungan Goglatar, Kelurahan Kaweron.
Dalam budidaya perdana tersebut, Andri menanam sekitar 31.500 batang talas. Proses penanaman dilakukan pada pertengahan Januari 2025 dengan sistem tumpangsari di bawah jagung pembenihan milik PT. Bisi.
Sistem ini memang membutuhkan perawatan ekstra, karena tanaman talas tumbuh di bawah naungan jagung sehingga waktu panennya ikut bertambah sekitar empat bulan.
“Awalnya kami prediksi panen bisa dilakukan delapan bulan setelah tanam. Namun karena sistem tumpangsari, akhirnya baru bisa dipanen bulan September ini. Alhamdulillah hasilnya sangat menggembirakan, rata-rata bobot talas mencapai dua kilogram per batang, bahkan ada yang lebih,” ujar Andri melalui pesan WhatsApp, Rabu (24/9/2025).
Dikatakanya hasil panen perdana ini dikategorikan grade A dengan kualitas umbi yang besar dan seragam. Keberhasilan tersebut menjadi sinyal positif bahwa talas bisa menjadi alternatif tanaman pangan selain padi dan jagung.
Menurut Andri, selain kualitas yang memuaskan, pasar talas juga terbilang menjanjikan. Dia mengaku sudah menjalin kontrak dengan harga minimal Rp5.000 per kilogram. Namun pada praktiknya, harga jual mengikuti pasar yang saat ini mencapai sekitar Rp9.500 per kilogram.

“Artinya potensi ekonomi dari talas ini cukup besar. Selain menambah variasi produk pangan, budidaya talas juga mampu mendongkrak pendapatan petani. Jadi kami melihatnya sebagai peluang yang tidak boleh disia-siakan,” ungkap Andri.
Sebagai pengurus partai sekaligus ketua Gapoktan, Andri menegaskan bahwa langkah ini bukan semata urusan bisnis, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan daerah.
Menurutnya, petani harus berani mencoba komoditas baru agar tidak hanya bergantung pada padi dan jagung.
“Di tengah perubahan iklim dan dinamika pasar yang fluktuatif, diversifikasi tanaman adalah langkah yang cerdas. Talas bisa menjadi jawaban untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus membuka peluang usaha baru bagi petani lokal,” tegasnya.
Melihat kesuksesan tersebut, Andri berharap budidaya talas bisa dikembangkan lebih luas di Kabupaten Blitar. Dia juga membuka peluang kerja sama dengan petani lain yang berminat menanam talas di lahannya masing-masing.
“Kami ingin menjadikan talas sebagai salah satu komoditas unggulan baru dari Talun. Dengan dukungan petani dan pemerintah, saya yakin ini bisa berkembang pesat,” pungkasnya.
Sebagai informasi tanaman talas adalah jenis tamanan yang cukup digemari oleh masyarakat bukan hanya masyarakat pada suatu daerah tertentu, tetapi masyarakat kotapun sangat menyukai sumber karbohidrat yang satu ini,
Pada hakikatnya talas sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk dengan nilai jual yang tinggi, baik untuk produk pangan modern atau bahkan untuk produk non-pangan.
Talas yang memiliki umbi berbentuk silinder sampai agak membulat dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang diarahkan untuk menunjang ketahanan pangan nasional melalui proses diversifikasi pangan, disamping peluangnya sebagai bahan baku industri yang menggunakan pati sebagai bahan dasarnya. (arif/pr)