SURABAYA – Ketua DPRD Kota Mojokerto, Ery Purwanti, menegaskan optimismenya bahwa sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi daerah.
Di tengah keterbatasan sumber daya alam dan skala wilayah Kota Mojokerto yang kecil, Ery menilai bahwa pengembangan UMKM adalah langkah realistis dan progresif untuk menggerakkan roda perekonomian lokal.
“Kita tahu, Kota Mojokerto ini kecil dan tidak punya banyak sumber daya alam. Artinya, kita hanya bisa mengandalkan kualitas sumber daya manusia. Di sinilah UMKM memegang peran sangat penting untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan kemandirian ekonomi daerah,” ungkap Ery Purwati, Kamis (7/8/2025).
Menurut perempuan yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Mojokerto ini, UMKM tidak hanya sekadar aktivitas ekonomi kecil, tetapi juga ruang lahirnya inovasi dan ide-ide yang bisa bernilai besar. Dia menekankan pentingnya pembinaan dan penguatan kapasitas UMKM agar produk-produk lokal Mojokerto mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
“Kita perlu menciptakan ide-ide UMKM yang memiliki nilai tambah, agar produk lokal kita bisa naik kelas. Lewat UMKM, kita juga bisa memperkenalkan Mojokerto ke luar daerah secara lebih luas,” ujarnya.
Ery menyebut, potensi besar UMKM Mojokerto bisa dikolaborasikan dengan sektor pariwisata, khususnya wisata sejarah yang menjadi kekuatan identitas daerah. Kota Mojokerto sebagai kota sejarah Majapahit memiliki daya tarik budaya yang dapat dimanfaatkan untuk mengangkat citra produk lokal.
“Kita sedang mengembangkan wisata sejarah agar orang luar bisa mengenal Mojokerto lebih baik lagi. UMKM bisa menjadi bagian penting dari paket wisata ini, dengan menampilkan produk khas daerah yang unik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ery menyoroti bahwa mayoritas UMKM di Mojokerto masih berada dalam skala tradisional dan belum sepenuhnya bertransformasi secara digital. Karena itu, inovasi dan kolaborasi lintas wilayah menjadi langkah penting untuk mendongkrak daya saing.
“UMKM kita masih banyak yang berjalan secara tradisional. Maka inovasi melalui media sosial dan kolaborasi dengan daerah lain itu penting. Kami dari DPRD selalu hadir dalam berbagai program yang dilaksanakan Pemprov Jatim agar UMKM kita tidak tertinggal dan mampu bersaing,” ujarnya.
Dia juga menyebut bahwa pemberdayaan UMKM tidak bisa sekadar berhenti pada bantuan modal dan pelatihan teknis. Dibutuhkan ekosistem yang mendukung mulai dari hulu hingga hilir, termasuk gagasan inovatif dan dukungan regulasi.
“UMKM tidak cukup hanya diberi bantuan modal atau pelatihan. Gagasan dan inovasi juga sangat penting. Kami dorong agar Pemerintah Kota benar-benar menjadikan pembinaan UMKM sebagai prioritas dalam penganggaran. Karena ini menyangkut masa depan ekonomi daerah,” tegas Ery.
Untuk itu, dia meniimbau agar Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mojokerto terus aktif menggandeng pelaku UMKM dan menciptakan program-program strategis yang berkelanjutan.
“Kami mengimbau Pemkot Mojokerto melalui Diskoperindag agar terus melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap UMKM. Jangan berhenti di program sesaat, tapi harus ada roadmap yang jelas agar UMKM kita benar-benar bisa naik kelas,” pungkasnya. (yols/pr)