Jumat
31 Januari 2025 | 1 : 47

Agar Tak Bersinggungan dengan Nelayan, Zulham Minta Kaji Ulang Titik PLTS di Karangkates

pdip-jatim-250130-zulham

MALANG – Anggota Komisi 4 DPRD Kabupaten Malang, Zulham Akhmad Mubarrok mengatakan, rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung, di Bendungan Karangkates, berpotensi menghilangkan pasokan ikan air tawar hingga 1.057 ton per tahun.

”Kami tidak menolak pembangunan PLTS, hanya saja atas nama rakyat, kami minta PLN Nusantara Renewables mengkaji ulang penentuan titik pembangunan PLTS agar tidak bersinggungan dengan nelayan,” ujar Zulham kepada wartawan, Kamis (30/1/2025).

Politisi PDI Perjuangan yang juga pembina Pemuda Tani Indonesia (PTI) Kabupaten Malang itu telah berkorespondensi dengan kelompok Keramba Jaring Apung (KJA) yang berjumlah 141 orang dengan 705 petak keramba ikan di sana.

Hasil pendataan lapangan, ungkap dia, rata-rata setiap petak selama satu tahun mampu menghasilkan maksimal 1,5 ton ikan air tawar. Maka, potensi kehilangan pasokan ikan jika proyek PLTS tersebut dibangun mencapai 1.057 ton per tahun.

”Hal ini tentu tidak sejalan dengan program Bapak Presiden RI Prabowo Subianto tentang ketahanan pangan. Apalagi, hasil budidaya di bendungan ini merupakan penyedia stok terbesar ikan air tawar di pasar Jawa Timur,” sebutnya.

PLN Nusantara Renewables (PLN NR), yang merupakan anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara Indonesia Power (PLN IP), pada tahun 2025, akan mendirikan PLTS terapung, di Waduk Karangkates atau Bendungan Sutami. Rencana proyek itu mengancam keberadaan ratusan petak keramba ikan tawar, yang dikelola petani setempat.

Ratusan kelompok budidaya ikan tawar itu, berasal dari 10 desa dari tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Kalipare (Desa Sukowilangun, Sumberpetung, Sumberpucung), Kecamatan Sumberpucung (Desa Sumberpucung, Sambigede, Ternyang, Jatiguwi, Senggreng), dan Kecamatan Pagak (Desa Tlogorejo).

Zulham menambahkan, budidaya ikan air tawar di Bendungan Karangkates adalah satu-satunya sumber pendapatan bagi warga setempat. Bahkan, selama ini mereka telah dibina oleh Dinas Perikanan.

Setiap nelayan saat ini rata-rata juga mengelola kredit perbankan yang beragam dari Rp20 juta – Rp150 juta per orang.

“Hal ini bisa memicu potensi kredit macet, dan menimbulkan masalah lain lagi. Karena itu kami berharap kajian PLTS ini juga mencakup dampak sosial dan ekonomi ini yang harus diperhitungkan,” ujar Zulham politisi muda yang juga ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Malang itu.

Zulham mengatakan, masih ada sejumlah titik lain yang bisa menjadi alternatif bagi PLTS di wilayah Kabupaten Malang. Terutama, di titik-titik yang tidak bersinggungan dengan rakyat dan upaya memaksimalkan ketahanan pangan sesuai dengan instruksi Presiden RI. (ull/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Cari Titik Temu Soal Polemik Kampus Bisa Kelola Tambang, Puan: DPR Buka Ruang Diskusi

JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi polemik terkait revisi UU Mineral dan Batu Bara (RUU Minerba) yang ...
SEMENTARA ITU...

Perluas Manfaat Makan Bergizi Gratis, Mas Ipin Libatkan Kantin Sekolah, Wali Murid hingga PKK

TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten Trenggalek melaksanakan uji coba program makan bergizi gratis di dua sekolah ...
KRONIK

Hari Yulianto Gelar Acara Nribun Bareng Timnas Indonesia Vs India, Skor 4-0

SIDOARJO – Seratusan anak-anak muda tergabung dalam Sahabat Hari Yulianto turut meramaikan laga Timnas Sepakbola ...
LEGISLATIF

Agar Tak Bersinggungan dengan Nelayan, Zulham Minta Kaji Ulang Titik PLTS di Karangkates

MALANG – Anggota Komisi 4 DPRD Kabupaten Malang, Zulham Akhmad Mubarrok mengatakan, rencana pembangunan Pembangkit ...
LEGISLATIF

Remaja Putri Berkelahi Gegara Ejekan di TikTok, Komisi D DPRD Surabaya Ingatkan Ini

SURABAYA – Insiden perkelahian antar remaja putri gegara saling ejek saat live TikTok, Selasa (28/1/2025), menuai ...
SEMENTARA ITU...

Gus Ulin Terpilih Aklamasi Pimpin GP Ansor Ngawi

NGAWI – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Ngawi, Helmi Masulin, resmi terpilih secara aklamasi sebagai ...