NGAWI – Hujan deras sejak sore hari kemarin hingga dini hari menyebabkan sungai Bengawan Solo meluap. Akibatnya, wilayah yang berada di pinggiran aliran sungai terendam banjir, Selasa (21/1/2025).
Data dari BPBD Kabupaten Ngawi, setidaknya 17 desa terendam banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo. Sejumlah tersebut tersebar di 6 kecamatan, diantaranya Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Paron, Pitu, dan Ngawi.
Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Yuwono Kartiko (King) langsung meninjau kondisi banjir di Desa Cantel Kecamatan Pitu. Di desa itu, banjir menggenangi ratusan rumah dan lahan pertanian milik warga.
Peninjauan itu dilakukan untuk memetakan dampak dan memastikan kesiapan penanganan banjir yang melanda wilayah Ngawi.
“Laporan yang kami terima ada 185 rumah dan 281,75 hektar lahan pertanian padi milik warga terendam banjir,” kata Pak King.
Sekretaris DPC Perjuangan Kabupaten Ngawi itu menyampaikan, untuk penanganan warga terdampak, BPBD Kabupaten Ngawi siap untuk memobilisasi dan menyediakan bahan pangan bagi pengungsi. Termasuk penyiapan dapur umum dari dinas terkait.
“Dinas Sosial juga bersiap untuk mendirikan dapur umum di lokasi pengungsian warga,” ucap Pak King.
Pak King menambahkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi juga akan menghitung nilai kerugian yang dialami oleh petani akibat banjir luapan sungai Bengawan Solo.
“Apabila memungkinkan diintervensi melalui anggaran BTT,” ucapnya.
Sementara itu, Irfan, salah satu warga Desa Cantel mengungkapkan, banjir mulai naik sejak pukul 03:00 WIB dini hari tadi. Menurutnya, banjir diakibatkan luapan anak sungai yang mengarah ke Bengawan Solo, serta hujan sejak sore.
“Sekitar pukul 03:00 WIB tadi air mulai naik. Banjir akibat curah hujan tinggi sejak sore sampai malam tadi,” terangnya. (and/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS