SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar doa bersama dan santunan kepada anak yatim piatu. Acara ini diikuti oleh ratusan kader PDIP, tokoh masyarakat, dan anak-anak yatim piatu.
Digelarnya doa bersama Kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan keberhasilan dua pasangan calon yang diusung PDIP, yakni Tri Rismaharini (Bu Risma)–Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) untuk Pilgub Jawa Timur, serta Eri Cahyadi–Armuji untuk Pilwali Surabaya.
Pada kesempatan tersebut sebagai bukti kepedulian sosial partai, juga dilaksanakan penyerahan santunan terhadap puluhan anak yatim piatu.
Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya, Achmad Hidayat mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk rasa syukur sekaligus harapan bagi kemajuan Surabaya dan Jawa Timur. Dia menekankan pentingnya memanfaatkan masa tenang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami ingin memanfaatkan masa tenang ini untuk berdoa bersama, memohon ridha Allah SWT, agar Pilkada berjalan lancar, damai, dan hasilnya membawa manfaat bagi masyarakat. Santunan ini juga sebagai bentuk kepedulian kami terhadap anak-anak yang membutuhkan,” ujar Achmad Hidayat di kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya, Senin (25/11/2024).
Achmad menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PDIP untuk selalu dekat dengan masyarakat. Dia berharap kegiatan ini menjadi pengingat bahwa politik tidak hanya soal kekuasaan, tetapi juga tentang memberikan manfaat nyata bagi rakyat.
Melalui kegiatan ini, PDIP Surabaya berharap semangat kebersamaan dan nilai-nilai kemanusiaan dapat terus terjaga di Kota Pahlawan.
“Harapan kami, pasangan yang diusung PDIP dapat memenangkan hati rakyat dan membawa perubahan yang lebih baik untuk Surabaya dan Jawa Timur. Namun yang terpenting, kami ingin semua proses berjalan jujur, adil, dan penuh kedamaian,” imbuhnya.
Dalam suasana menjelang masa tenang pemilu, Achmad juga mengingatkan pentingnya menjaga kondusivitas dan persatuan di tengah masyarakat. Ia menegaskan bahwa politik harus menjadi alat untuk menyatukan, bukan memecah belah.
“Kami percaya, politik bukan sekadar kontestasi kekuasaan, melainkan tentang bagaimana kita bersama-sama membangun kota dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (gio/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS