KEDIRI – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini mengatakan, seni dan budaya berperan besar sebagai alat pemersatu bangsa.
Menurutnya, seni budaya jadi sarana mempersatukan perbedaan merupakan fakta yang hidup dan terus dilestarikan masyarakat negeri ini.
Dia mencontohkan kisah Sunan Kalijaga, satu dari sembilan Wali Songo yang menggunakan media budaya seperti wayang dan karawitan untuk menyampaikan ajaran agama.
Menurut Risma, pendekatan tersebut mengajarkan betapa pentingnya memahami karakter sosial masyarakat yang beragam.
“Wayang, misalnya, memiliki banyak cerita yang diadaptasi dari Al-Quran. Ini membuktikan bahwa budaya bisa menjadi jembatan untuk menyatukan perbedaan,” katanya.
Hal itu dia sampaikan saat berdialog dengan masyarakat di Pondok Pesantren Jati Diri Bangsa, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jumat (15/11/2024).
Selain menyinggung refleksi sejarah bangsa, dalam dialog penuh keakraban itu, Risma mengungkapkan perjalanan hidupnya, hingga membeber komitmennya untuk membangun Jawa Timur yang lebih baik.
Sebagai sosok yang lahir di Kediri, Risma mengaku punya ikatan emosional yang kuat dengan daerah ini. Dia menceritakan masa kecilnya yang dihabiskan di Kediri hingga kelas satu SMP sebelum pindah ke Surabaya.
“Saya lahir di sini, sebelum kelas dua SMP pindah ke Surabaya karena orangtua saya kala itu pindah tugas,” ujarnya.
Sebelum berdialog, Risma mengunjungi Situs Ndalem Pojok, sebuah lokasi bersejarah yang menjadi saksi perjalanan Bung Karno.
Risma mengungkapkan kekagumannya terhadap perjuangan sang proklamator, yang pernah diasingkan di berbagai tempat demi mempertahankan cita-cita kemerdekaan.
“Saya sudah mengunjungi hampir semua tempat Bung Karno diasingkan. Di Ende, misalnya, sudah ramai dengan aktivitas masyarakat, tapi di Bengkulu, tempat pengasingannya masih berada di tengah hutan,” sebut Risma.
“Bung Karno melewati penderitaan luar biasa demi bangsa ini. Kita tidak boleh mencederai perjuangan beliau dengan perpecahan yang tidak perlu,” sambung mantan Mensos RI tersebut.
Untuk itu, Risma mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu tanpa memandang perbedaan.
Dalam kesempatan tersebut, Risma juga memaparkan rencana program prioritasnya, khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi.
Dia berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan gratis setara SMA dan SMK, juga bagi para santri di pondok pesantren di seluruh Jawa Timur.
“Pendidikan adalah pintu menuju kesejahteraan. Kami akan memastikan anak-anak di pesantren mendapat akses pendidikan yang sama dengan anak-anak di sekolah formal lainnya,” jelasnya.
Risma juga mengingatkan pentingnya semangat gotong royong dalam membangun Jawa Timur. Ia percaya bahwa kesejahteraan dapat tercapai jika seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan tokoh agama bekerja bersama. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS