JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April, harus diikuti dengan penurunan tarif transportasi.
“Saya minta agar Menteri Perhubungan bisa mengatur agar tarif transportasi juga bisa turun,” kata Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/3/2016) sore.
Menurut Jokowi, kenaikan harga BBM seringkali diikuti dengan kenaikan tarif transportasi. “Jangan kalau naik, ikut naik lipet. Kalau turun, diam saja,” tegasnya.
Mulai 1 Paril 2016, harga BBM jenis premium dan solar masing-masing turun Rp 500 per liter. Premium yang semula harganya Rp 6.950/liter akan menjadi Rp 6.450/liter, sementara solar yang semula harganya Rp 5.650/liter menjadi Rp 5.150/liter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, penurunan ini dilakukan karena regulasi minta pemerintah untuk tidak melepaskan harga BBM sepenuhnya pada mekanisme pasar. Tugas pemerintah dalam hal ini adalah menjaga supaya ada stabilitas, naik turunnya harga tidak terlalu tinggi.
“Pemerintah akan menjaga bahwa setiap 3 bulan, harga akan ditinjau kembali dan dipertahankan hingga 6 bulan ke depan,” jelas Sudirman.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, harga premium dan solar di Indonesia masih lebih murah ketimbang negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Kamboja, Singapura, Laos, dan sebagainya. Menurut Pramono, hanya Malaysia saja yang lebih murah dari Indonesia.
Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini menjelaskan, penetapan harga BBM ini untuk menjaga apa yang menjadi fundamental kebijakan dasar pemerintah, agar harga terjangkau dalam jangka panjang.
“Terlebih mendekati Lebaran dan puasa. Sehingga perlu langkah-langkah yang diatur oleh pemerintah, terutama harga BBM,” terangnya. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS