SURABAYA – Rabu (19/4/2017), Wali Kota Tri Rismaharini memaparkan kemajuan Kota Pahlawan yang telah dilakukan Pemkot Surabaya kepada 50 perwira atase pertahanan (athan) negara sahabat di ruang sidang wali kota.
Di hadapan para perwira, Risma menjelaskan secara bertahap soal kemajuan Kota Pahlawan. Di antaranya, pembangunan pedestrian jalan bagi pejalan kaki dan pembangunan box culvert untuk menanggulangi banjir.
Risma juga menjelaskan fasilitas sarana dan prasarana seperti command center yang berfungsi untuk menindaklanjuti laporan warga yang sedang atau melihat suatu kejadian, serta pemasangan CCTV untuk memantau kemacetan jalan.
Di bidang pendidikan, papar Risma, Pemkot Surabaya telah menggratiskan biaya sekolah mulai SD hingga SMA.
“Khusus untuk SMA/SMK sudah tidak gratis sebab ada pengalihan fungsi yang awalnya ditangani pemkot kini berpindah tangan ke provinsi,” kata Risma.
Di bidang ekonomi, tambahnya, pemkot melakukan pelatihan kepada warga Surabaya yang mengalami persoalan ekonomi dengan mengasah keterampilan mereka, kemudian mewadahi usaha dalam bentuk UKM.
“Diharapkan pelaku UKM mandiri dalam mengelola produksinya dan mampu mendongkrak pendapatan mereka,” jelas dia.
Wali kota yang pernah dinobatkan sebagai wanita paling inspiratif versi majalah Forbes tahun 2013 itu kembali menjelaskan sistem keamanan yang ada di Surabaya.
Misalnya, untuk meredam aksi kejahatan yang sudah dan mungkin akan terjadi di Surabaya, maka pemkot bekerja sama dengan TNI dan kepolisian melakukan sosialisasi di tiap-tiap kampung.
“Dari hasil sosisalisasi itu, diperoleh kata mufakat, di mana setiap kampung menugaskan warganya untuk berpatroli di kampungnya agar tercipta situasi yang aman dan nyaman,” imbuhnya.
Dalam kunjungan di Surabaya, rombongan para perwira Athan datang dari berbagai negara seperti, Singapura, Brazil , Thailand, United Kingdom, Italia dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Internasional, Kol. Inf TNI, Rizarius Eko HS menuturkan acara ini dibuat untuk memperkenalkan bagaimana sistem pemerintahan yang ada di Indonesia tidak berdiri sendiri.
Artinya, tiap-tiap elemen TNI berusaha membangun komponen-komponen yang kuat bagi daerahnya.
“Fungsi militer tidak hanya berperang, tetapi turut membangun daerahnya seperti di Surabaya ini,” jelas Rizarius. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS