SURABAYA – Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid III menjadi transisi untuk melatih dalam menghadapi era new normal. Termasuk membangkitkan sektor ekonomi dan pariwisata yang sedang terpuruk seiring mewabahnya virus Corona (Covid-19).
Whisnu menyebut, Surabaya sebagai kota jasa dan perdagangan, menjadi penghubung strategis dalam menopang dunia usaha dan pariwisata. Selain berupaya menekan jumlah penderita Covid-19, Pemkot Surabaya juga memikirkan kembali bangkitnya sektor tersebut.
Menurutnya, usaha pariwisata, hotel, dan restoran menjadi penyumbang separuh dari pendapatan daerah di Surabaya sebesar Rp 8,7 triliun. Jumlah ini terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 5,38 triliun, pendapatan transfer Rp 3,10 triliun dan pendapatan yang sah lainnya Rp 278 miliar.
PSBB jilid III di Kota Pahlawan, kata Whisnu, menjadi masa transisi besar dalam membangkitkan sektor ini.
“Bagaimana restoran, hotel, bisa mempersiapkan diri menerapkan sistem protokol menghadapi era new normal,” kata Whisnu dalam pertemuan Halal Bihalal secara daring bertema Antisipasi Rebound Sektor Pariwisata dan Kuliner Jawa Timur, Jumat (29/5/2020).
Whisnu hadir sebagai narasumber bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, Gondo Hartono.
Wakil Ketua PDI Perjuangan Jatim ini menjelaskan, new normal harus berjalan secara paralel dengan kondisi bangkitnya dunia usaha. “Tentunya dengan penerapan PSBB ini juga masyarakat dan dunia usaha harus lebih aware untuk disiplin mentaati protokol pencegahan virus Corona,” urai WS, sapaan akrabnya.
Untuk langkah awal, sebut Whisnu, adalah menstabilkan perekonomian masyarakat. Dia mencontohkan soal imbauannya, agar warga di perkampungan bisa berbelanja di lingkungan RW dan RT-nya.
“Belanja ke warung milik tetangga. Sementara tidak usah keluar dari lingkungan,” ujarnya.
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Disease 2019 ini juga minta masukan dari pengusaha pariwisata, hotel dan restoran di Surabaya.
“Saya butuh masukan apa yang dibutuhkan, apa yang akan dilakukan, agar usahanya bisa linear dengan penerapan PSBB,” kata alumnus ITS Surabaya ini.
Menurus dia, langkah ini dibutuhkan agar upaya gotong-royong bisa dilakukan dalam skala besar. Termasuk berkolaborasi dengan Pemprov Jatim untuk kembali menghidupkan dunia pariwisata.
Sementara itu, Wagub Jatim Emil Dardak merespon positif langkah Pemkot Surabaya. Emil menyatakan, pemprov tengah memberikan stimulus untuk menunjang sektor pariwisata.
“Kami juga memberikan stimulus dalam me-restart bisnis dan pariwisata. Tentunya harus dibarengi dengan kerjasama berbagai pihak, termasuk Pemkot Surabaya,” katanya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS