JOMBANG – Antrean panjang pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di RSUD Jombang akibat lonjakan angka kematian mendapat perhatian khusus dari Wakil Ketua DPRD Jombang, Donny Anggun.
Menurut Donny, sejak tahun lalu ia dan jajaran legislatif telah mengingatkan dirut RSUD Jombang dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan penambahan tenaga kesehatan yang bertugas untuk pemulasaran jenazah pasien Covid-19.
“Sejak tahun lalu kita sudah mengingatkan dirut RSUD dan OPD terkait, juga Satgas Covid-19 untuk menambah nakes untuk pemulasaran jenazah. Dulu, memang persoalan anggaran, tapi kita sudah minta Pemkab untuk memberi intensif,” ujar Donny, Kamis (7/7/2021).
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jombang ini juga mengingatkan tentang catatan buruk tahun kemarin. Menurutnya, gara-gara nakes perempuan tidak bersedia, jenazah perempuan akhirnya dimandikan oleh nakes laki-laki.
“Tahun kemarin malah pernah kenadian ada jenazah perempuan yang dimandikan oleh nakes laki-laki, karena nakes perempuan waktu itu gak ada yang bersedia untuk memandikan jenazah Covid-19,” tambah Donny.
Tak hanya persoalan pemberian insentif, Donny ini juga meminta agar Pemkab Jombang segera melakukan penambahan nakes yang bertugas di RSUD Jombang. Dia tak mau kejadian ini terus berlangsung dan menyengsarakan masyarakat.
“Persoalan ini harus segera diselesaikan. Saya minta agar Pemkab dan OPD terkait untuk melakukan penambahan nakes. Kasihan masyarakat. Sudah berduka malah nunggu jenazah keluarganya yang lama diproses di rumah sakit,” tegas Donny.
Politisi muda PDI Perjuangan ini juga menyayangkan langkah Pemkab Jombang yang memilih untuk menggunakan APBD secara berlebihan untuk membangun Jalan Wahid Hasyim dan renovasi alun-alun yang dinilai kurang tepat di saat pendemi Covid-19 belum hilang di Indonesia, khususnya di Jombang.
“Harusnya Pemkab Jombang lebih memfokuskan anggaran untuk penyelesaian Covid-19. Bukan membangun infrastruktur. Meskipun jadi, gak akan bisa digunakan oleh masyarakat karena masih pandemi. Bayangkan untuk pembangunan Jalan Wahid Hasyim anggarannya 20 milyar, tapi kontraknya dapat 15 milyar dan alun-alun 10 milyar. Ini terlalu berlebihan untuk dikerjakan saat pandemi masih berlangsung di negara kita,” beber Donny.
Sementara itu, dikutip dari kabarjombang.com, salah seorang keluarga pasien, Sukoyo mengatakan pihaknya harus menunggu hingga 12 jam untuk pemulasaran jenazah anggota keluarganya di RSUD Jombang.
“Saya nunggu jenazah Pakdhe dari Senin, 5 Juli 2021 kemarin. Dari maghrib kemarin sampai sekarang (Selasa, 6/7/2021, Red) masih belum selesai diurus,” tuturnya.
Di paviliun Kenanga, tambah Sukoyo, ada sekitar 30 jenazah yang harus antre untuk pemulasaran pada hari ini.
“Sampai saat ini mungkin yang meninggal ada 30-an jenazah yang belum ditangani, karena Pakdhe saya kemarin saja antrean nomer 18,” jelas Sukoyo (arul/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS