NGAWI – Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko mengecek kondisi satu keluarga di Dusun Bale Panjang, Desa Jogorogo, Ngawi tinggal yang tinggal di dalam rumah berbahan terpal.
Slamet Handoyo, seorang buruh lepas, bersama isteri dan anaknya buruh terpaksa mendiami rumah tidak layak huni tersebut. Dinding dan atap rumah Slamet terbuat dari terpal yang ditempel. Rangka bangunan terbuat dari bambu yang disusun layaknya kerangka bangunan rumah. Saking apa adanya, di rumah Slamet tidak ditemukan jendela. Lubang ventilasi terbuka menganga sebagai salah satu akses sirkulasi udara.
Slamet mengatakan, dia bersama keluarga sudah satu bulan mendiami rumah jauh dari kata layak huni itu. Kemiskinan dan hasrat agar bisa tinggal mandiri, mendorongnya untuk membangun rumah apa adanya. Semua itu, dia lakukan dengan tabah, meski harus bertarung dengan dinginnya malam, atau kebasahan saat hujan melanda. Asal ada tempat bernaung, sudah cukup baginya.
“Sekitar 1 bulan tinggal disini. Setiap malam kami selalu kedinginan. Tapi mau gimana lagi, kondisi darurat, ingin mandiri,” kata Slamet kepada pdiperjuangan-jatim.com, saat dikonfirmasi pada Minggu (29/1/2023).
Pergulatan nasib Slamet dan keluarganya agaknya akan segera menemui titik terang. Raut wajah sumringah, tergambar dari Slamet saat mendengar kabar rumah tidak layak huninya akan segera diperbaiki. Kabar menyenangkan itu, dia dapatkan langsung dari orang nomor dua di Kabupaten Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko. Wabup Ngawi mengunjunginya pada Sabtu (28/1) kemarin.

“Katanya akan dibantu untuk membuat rumah. Bagi kami, yang paling penting bisa tinggal dengan nyaman, tidak kehujanan lagi, tidak kedinginan lagi,” harap Slamet Handoyo.
Sementara itu, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko dalam keterangannya menyampaikan, peninjauan lokasi rumah tidak layak huni milik Slamet Handoyo sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah daerah setempat. Rencananya bersama sejumlah unsur akan segera dilakukan gotong royong perbaikan rumah tidak layak huni milik Slamet Handoyo.
“Kita akan bergotong royong, bersama dengan Pak Camat, Kades, Kasun, Polsek, serta teman-teman PAC PDI Perjuangan Jogorogo merencanakan akan gotong royong sekuatnya. Mungkin dua atau tiga hari kedepan akan dimulai,” ujar Wabup Antok.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi itu menyampaikan, sepanjang tahun 2022, telah dilaksanakan program perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 650 rumah. Sejumlah itu, menggunakan anggaran kolaborasi antara anggaran Pemkab Ngawi dan dana desa. Sementara untuk tahun 2023 dialokasikan sebanyak 900 an rumah RTLH yang akan diintervensi.
“450 dari dana desa masing-masing desa 2 unit. Lalu dari Pemkab melalui BK Desa masing-masing 1 unit tiap desa. Program Perkim 350 unit. Belum dari pusat dan provinsi. Di luar itu dengan model gotong royong seperti ini. Jadi memang harus ada intervensi yang dilakukan secara cepat, tanpa harus melalui prosedur penganggaran,” papar Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko (amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS