KEDIRI – Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana merespon ramainya pembicaraan di media sosial terkait ongkos ojek wisata Gunung Kelud yang dianggap warganet kelewat mahal.
Menurutnya, pihak Pemerintah Kabupaten Kediri sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pariwisata untuk menurunkan ongkos ojek.
“Kemarin saya sudah koordinasikan dengan Kepala Dinas Pariwisata untuk diturunkan ongkosnya,” jelas Hanindhito, ditemui di Pendopo Panjalu Jayati, Jumat.
Selain membahas permasalahan tarif ojek, Pemerintah Kabupaten Kediri juga mewacanakan bundling tarif tiket masuk dengan ongkos antar ojek menuju puncak Kelud.
“Apa nanti kita buat satu kesatuan bundling pada saat tiket masuk. Jadi pada saat pengunjung masuk mereka sudah tahu disitu ada ojek dengan tarif sekian. Nanti masih kita pikirkan, apakah itu bentuknya ojek atau kita ganti dengan jeep atau dengan kuda,” ujarnya.
Aturan yang nantinya dibuat tersebut dimaksudkan agar para wisatawan tidak merasa dikecewakan. Kader PDI Perjuangan ini tidak ingin pengunjung lari ke lokasi objek wisata daerah lain lantaran tarif ojek mahal.
“Supaya wisatawan yang datang tidak merasa tertipu, itu yang paling penting. Jangan sampai wisatawan lari ke tempat lain karena ojek tarifnya mahal, ” Ujar Bupati yang akrab disapa Mas Bup ini.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu di media sosial warganet ramai membicarakan tentang tarif ojek yang dipatok harga Rp 50 ribu. Setelah viral di media sosial tarif ojek di tempat wisata desa Sugih Waras Kecamatan Ngancar tersebut akhirnya kemudian diturunkan menjadi Rp 30 ribu.
“Dari harga yang memang terlalu mahal, lah sekarang sudah turun menjadi Rp 30 ribu. Jadi kalau ada pengunjung yang masih ditarik Rp 50 ribu silakan laporkan kepada kita,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri Adi Suwignyo.
Dia menambahkan, saat ini ada sekitar 174 warga yang menggantungkan ekonomi keluarganya dengan menjadi tukang ojek. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS