SURABAYA – Setelah sebelumnya berhasil menggelar vaksinasi dosis pertama pada 9 Juli 2021, kini tim dari anggota Komisi C DPRD Surabaya, Ashri Yuanita Haqie, kembali melakukan vaksinasi dosis kedua di halaman SMP Cahaya, Bulak Banteng Lor, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jumat (13/8/2021).
Pelaksanaan vaksin dosis kedua tidak sepelik sebelumnya. Asrhi tidak harus merayu dan meyakinkan warga untuk bersedia divaksin. Pada kegiatan kali ini, masyarakat justru dengan kesadaran diri mendatangi tempat vaksin.
“Kalau yang kemarin itu masih susah. Jadi, masih merayu-rayu warga untuk bisa datang. Alhamdulillah, untuk vaksin dosis kedua ini lancar tidak ada masalah. Sudah tidak perlu merayu, karena mungkin sudah menerima dosis pertama dan ini tinggal meneruskan saja,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Vaksinasi yang dimulai pukul 09.00 ini menyasar sekira 150 warga setempat mulai dari usia 18 tahun ke atas.
Guna menghindari antrean, sebelum proses vaksinasi digelar, tim Ashri telah menghubungi warga yang telah menerima dosis pertama melalui telepon maupun pesan singkat untuk bisa datang di jam yang telah ditentukan.
“Karena kita sudah ada data dari vaksin pertama, jadi kita tinggal menghubungi warga melalui SMS/telepon untuk datang di jam yang telah ditentukan. Di mana dalam satu jam dibatasi 20-25 orang saja agar tidak bergerombol,” jelas anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya ini.
Ashri menegaskan, apa yang dilakukannya ini bertujuan untuk mendukung program percepatan vaksinasi Covid-19 yang sedang digencarkan Pemerintah Kota Surabaya. Ia tak menampik bahwa masih ada saja masyarakat yang enggan untuk divaksin lantaran takut dan khawatir. Karena itu, pihaknya juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya vaksinasi.
Sementara itu, Ahmadi (58), salah satu warga Bulak Banteng Lor, turut mengapresiasi terselenggarakannya vaksinasi tersebut.
“Pelayanannya secara umum disini bagus, tempatnya nyaman, tidak jauh dari rumah, kapasitasnya tidak terlalu banyak sehingga tidak terlalu mengantre dan berjubel seperti di tempat lain. Jadi sesuai dengan protokol kesehatan,” ujar bapak tiga anak ini.
Meski sebelumnya sempat tidak mau vaksin, Ahmadi akhirnya memberanikan diri setelah mendapat dorongan dan penjelasan dari istri dan anaknya.
“Dulu sebenarnya saya tidak mau vaksin, kan ada berita-berita habis vaksin terus sakit dan macam-macam yang membuat khawatir. Tapi kemudian saya diminta sama istri dan anak ikut vaksin, akhirnya yasudah mau dan mudah-mudahan tidak ada apa-apa,” katanya.
Sempat diminta istirahat terlebih dahulu lantaran tekanan darah yang mencapai 180 mmHg, Ahmadi mengaku tak merasakan adanya efek samping setelah menerima suntikan dosis pertama.
“Tidak ada efeknya, saya sama anak dan istri setelah suntik vaksin dosis pertama aman. Dan mudah-mudahan kali ini juga begitu,” tandasnya. (dhani/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS