JAKARTA — PDI Perjuangan secara resmi menjadi partai pengusung utama pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat untuk Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Menurut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, ada empat pertimbangan untuk memutuskan mengusung pasangan petahana tersebut.
“Pertama, Ahok hingga saat ini adalah petahana Gubernur DKI Jakarta yang meneruskan tugas pasangan Jokowi-Ahok, yang sebelumnya telah diusung PDI Perjuangan pada Pilkada 2012 lalu,” kata Hasto, saat deklarasi pasangan Ahok-Djarot, semalam.
Kedua, langkah mengusung Ahok-Djarot dinilai sejalan dengan ideologi PDI Perjuangan, yakni Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti. (Baca juga: PDI Perjuangan Jagokan Ahok-Djarot)
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan memegang teguh dan berkomitmen meneguhkan nilai-nilai pluralisme dalam ideologi tersebut. Juga selalu berupaya konsisten dalam menjalankan program-program kebijakan Jokowi-Ahok pada waktu lalu.
“Ketiga, pasangan Ahok-Djarot dalam pandangan PDI-P mempunyai komitmen yang teguh dalam melaksanakan ideologi partai serta mampu bersinergi dengan pemerintah pusat dalam mengejawantahkan praktik pemerintahan,” ujar dia.
Keempat, PDI Perjuangan menilai pasangan Ahok-Djarot mampu meneruskan dan mengimplementasikan visi dan misi Jakarta Baru yang sebelumnya diusung pasangan Jokowi-Ahok pada Pilkada 2012 lalu.
Hal ini dibuktikan dengan hasil survei selama satu tahun terakhir yang konsisten menunjukkan tingkat kepuasan publik DKI Jakarta yang tinggi terhadap kinerja pasangan tersebut.
“Maka, dengan ini PDI-P menyatakan sebagai partai pengusung utama pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017,” ucap Hasto.
Ahok sendiri menyambut baik dukungan PDI Perjuangan. Dia menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menugaskan dia untuk menghapuskan masalah suku agama ras dan antargolongan (SARA) di Ibu Kota.
“Bu Mega cuma sampaikan bahwa PDIP ini partai ideologis, jelas Pancasila dilahirkan oleh Bung Karno,” kata Ahok.
Sebagai partai yang dijiwai sikap ideologis Soekarno, PDIP perlu melaksanakan komitmen terhadap Pancasila. Maka penghapusan masalah SARA kini menjadi tugas Ahok, karena tak sesuai dengan Pancasila.
“Jadi tidak ada lagi SARA. Masalah SARA itu sudah ketinggalan. NKRI Pancasila itu sudah selesai,” tegasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS