MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengajak masyarakat mengenakan busana kebaya dalam kesehariannya.
Ajakan memasifkan penggunaan kebaya itu dia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di aula Pradnya Paramitha, Koperasi Setia Budi Wanita, Kota Malang Jumat (28/10/2022) yang diikuti Komunitas Perempuan Kebaya Malang Raya (PKMR).
Menurut Untari, kebaya memiliki perjalanan historis yang cukup panjang sebagai busana nasional perempuan Indonesia. Kebaya identik dengan busana budaya Jawa, namun telah menjadi pakaian yang umum dikenakan perempuan di seluruh nusantara.
Dia menjelaskan, kebaya pertama kali masuk ke bumi Nusantara pada abad 15 yang berasal dari akulturasi budaya Islam. Kebaya kemudian ditetapkan sebagai busana nasional perempuan Indonesia dalam lokakarya di Jakarta pada 1978.
“Maka saya mendorong kebaya goes to UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Untuk segera menyusul batik menjadi world heritage, dan yang bisa memberikan world heritage itu adalah UNESCO,” kata Untari.
“Kebaya goes to UNESCO ini akan bisa dilakukan, apabila satu Indonesia dalam waktu 1 minggu disisipkan waktu satu hari untuk berkebaya dan itu dilakukan secara nasional,” sambung dia.
Keberadaan kebaya, sebutnya, menjadi salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki akar kebudayaan yang sangat kuat. Tidak sekadar peninggalan busana, tapi mewariskan nilai-nilai luhur toleransi dan keberagaman yang diakulturasikan dalam busana kebaya sebagai perpaduan budaya Nusantara dan Islam pada abad ke-15.
Untuk itu, Untari berharap agar komunitas PKMR ini dapat menjadi pelopor untuk meningkatkan kecintaan terhadap kebaya. Terutama terkait pentingnya semua anak bangsa untuk bisa mencintai budayanya sendiri sebagai bagian dari jatidiri bangsa.
“Itu terjadi karena kita mempunyai akar kebudayaan yang sangat kuat. Yang oleh seluruh bangsa di dunia telah mengakui bahwa kita adalah bangsa yang luhur karena memiliki kemampuan menghasilkan budaya yang tinggi,” jelasnya.
“Saya mendukung sepenuhnya komunitas ini untuk berkembang. Tidak hanya seni dan budaya tapi juga ekonomi,” lanjut Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut.
Komunitas PKMR sendiri, telah menginisiasi pembentukan Koperasi Kebaya untuk wilayah Malang Raya. Sri Untari menyatakan pihaknya siap memberikan pendidikan, pelatihan dan pendampingan agar Koperasi Kebaya milik PKMR dapat berkembang dan meluaskan pasar bisnisnya.
“Bagaimana kita jadikan Komunitas PKMR sebagai koperasi. Supaya nanti koperasinya punya butik kebaya bisa berjualan segala macam pernik-pernik kebaya. Diproduksi oleh koperasi dan dipasarkan oleh koperasi, sehingga bisa menjadi rujukan orang-orang untuk mencari kebaya,” tandas Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) tersebut.
Seolah dayung bersambut, ajakan Untari untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kepada Koperasi Kebaya mendapatkan respon positif dari Koordinator PKMR Rossa Romlah.
Dia menyampaikan, bahwa PKMR telah mendirikan koperasi hampir selama 2,5 tahun namun hingga saat ini masih belum memiliki legalitas badan hukum.
Dia berharap dengan bantuan legislator DPRD Jatim dari Dapil Malang Raya tersebut dapat membantu koperasi di bawah naungan PKMR untuk bisa mendapatkan legalitas.
“Sehingga bisa menjadi sebuah koperasi yang memiliki legalitas dan dipercaya. Melalui kegiatan ini tentunya menjadi komunikasi yang sangat baik, bahwa Koperasi PKMR yang akan segera memiliki legalitas dan didukung oleh Ibu Untari,” ujar Rossa. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS