Kamis
17 April 2025 | 3 : 57

Unjuk Kebolehan Bikin Minyak Klentik, Hasto: Lebih Menyehatkan

pdip-jatim-220329-hasto-demo-masak-3

JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto unjuk kebolehan mengolah kelapa menjadi minyak kelapa atau minyak klentik. Hal itu dilakukan Hasto saat menghadiri Pameran dan Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng di halaman Gedung Sekolah Partai PDI Perjuangan, Senin (28/3/2022).

Didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Wiryanti Sukamdani, Djarot Saiful Hidayat, serta Wakil Bendahara Rudianto Tjen, Hasto mengelilingi booth-booth para peserta acara itu.

Saat di booth Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Hasto berhenti dan tanpa ragu mengambil sendok pengaduk. Saat itu, sedang diperagakan cara membuat minyak klentik, sejenis minyak goreng dari kelapa yang bisa dibuat di rumah.

Dari kelapa utuh, dikupas, dan daging buahnya diparut. Lalu santannya kemudian diproses di kuali untuk dijadikan minyak klentik. (Baca juga: Soal Politik, Megawati Ingat Pesan Bung Karno: Perut Rakyat Harus Kenyang)

“Untuk mengurangi goreng-gorengan di politik, sebaiknya kita menggoreng santan untuk menjadi minyak yang berguna bagi kebutuhan rakyat,” kata Hasto sambil mengaduk adonan.

Hasto bercerita, punya pengalaman masa kecil di desanya di Yogyakarta. Menurut Hasto, kehidupan di desa adalah kehidupan berdikari.

Ketika ada yang punya hajatan, para ibu akan berkumpul membuat minyak dari kelapa. “Dan itu berguna semua hasilnya, minyaknya, bahkan saya kecil juga ikut marut. Makanya kalau lomba marut, kita juga bisa untuk kelapa,” ujarnya.

Baginya, di tengah polemik minyak goreng sawit, dirinya justru teringat kembali bagaimana orang Indonesia aslinya sudah hidup baik dengan berbagai alternatif bahan yang bisa menyokong kehidupan. Buktinya adalah keberadaan minyak klentik itu.

Minyak kelapa hanya salah satu contoh pangan alternatif yang dimiliki Indonesia. Ada beragam lainnya termasuk untuk bahan makanan utama.

Mengambil contoh hajatan di desa tadi, Hasto mengatakan para ibu juga bergotong royong membuat makanan lainnya.

“Misalnya lemper, tape ketan. Minyak itu dibuat h-7 sebelum hajat, tapi ketan itu dibuat pada h-4, sehingga semuanya berproses sebagai bentuk gotong royong, sehingga desa itu bisa berdikari dalam mencukupi kebutuhan pangan dan ini jauh lebih sehat,” tambah Hasto.

Dia pun mengingatkan, makanan tanpa kandungan banyak minyak goreng dari sawit justru akan lebih menyehatkan. Sebab akan mengurangi kolesterol dan lemak di tubuh. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Komisi A DPRD Magetan Sidak 3 Sekolah Rusak, Suyono Wiling Menilai Dinas Dikpora Tidak Cermat Lakukan Pemetaan

MAGETAN – Komisi A DPRD Magetan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah yang mengalami kerusakan. ...
LEGISLATIF

Ketua DPRD Ngawi Tinjau Pelayanan Puskesmas, Tekankan Perbaikan Komunikasi BPJS dan Akuntabilitas BLUD

NGAWI – Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Yuwono Kartiko (King), melakukan kunjungan mendadak ke sejumlah pusat layanan ...
LEGISLATIF

DPRD Bangkalan Soroti Beban Belanja Pegawai dan Ketidaksinkronan Data ASN

BANGKALAN – Komisi I DPRD Bangkalan memberikan beberapa catatan penting terkait Laporan Keterangan ...
LEGISLATIF

Hearing Klarifikasi Soal Jaspel RSUD RA Basoeni, DPRD Kabupaten Mojokerto Rekomendasikan Ini

MOJOKERTO – Komisi II DPRD Kabupaten Mojokerto menggelar rapat dengar pendapat (hearing) dengan manajemen RSUD RA ...
EKSEKUTIF

Agar Birokrasi Lebih Berpihak kepada Rakyat, Eri Cahyadi Siap Susun “Kabinet Surabaya Berkah”

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan bahwa pihaknya tengah bersiap menyusun “Kabinet Surabaya ...
EKSEKUTIF

Bupati Lukman Tinjau Normalisasi DAS Tanjung, Pastikan Aliran Sungai Lancar untuk Irigasi

BANGKALAN – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, didampingi Wakil Bupati Bangkalan, Moh. Fauzan Ja’far, meninjau ...