![](https://i0.wp.com/pdiperjuangan-jatim.com/wp-content/uploads/2020/02/pdip-jatim-gus-sholah2.jpg?resize=750%2C375&ssl=1)
MALANG – Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Dr. Sri Untari, mengatakan sosok mendiang KH Salahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah merupakan ulama yang menjadi panutan, sekaligus guru bangsa.
“Beliau adalah sosok ulama yang sangat alim, memiliki ilmu agama mumpuni, dan paling penting beliau adalah sosok yang sangat idealis, sekaligus sebagai guru bangsa,” kata Sri Untari, Selasa (4/2/2020).
Dia menjelaskan, beberapa pandangan Gus Sholah tentang negara sangat mencerahkan dan memberikan paradigma baru. Karenanya, menurut Sri Untari Indonesia kehilangan tokoh besar, nasional yang dicintai tidak saja kalangan Nahdlatul Ulama (NU) tetapi umat Islam pada umumnya, dan bangsa Indonesia.
Baca juga: Awi: Gus Sholah Teladan Literasi yang Baik
“Tentu kita kehilangan sosok Gus Sholah. Beliau sangat lengkap sekali, ulama besar dan memiliki pandangan kedepan, untuk Indonesia,” ujarnya.
Sosok Gus Sholah, lanjut Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini, sangat konsen dalam menjaga kebersamaan dan persatuan antar umat beragama.
“Sebagai kader dan pimpinan NU beliau merupakan tokoh panutan yang sangat berpengaruh di Indonesia, konsisten menjaga NKRI,” tukasnya.
Sri Untari atas nama DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalam, atas wafatnya Gus Sholah.
“Saya atas nama pribadi dan atas nama partai mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Gus Sholah, semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi-Nya,” ucap Untari.
Gus Sholah wafat pada Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta setelah menjalani operasi penyakit jantung. Jenazah Gus Sholah dimakamkan di kompleks pemakaman area Pesantren Tebuireng, Jombang pada Senin (3/2/2020).
Gus Sholah merupakan pengasuh ketujuh Pesantren Tebuireng mulai 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asyari (1899-1947).
Adik kandung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid ini lahir di Jombang pada 11 September 1942 dari pasangan suami istri, KH Wahid Hasyim dan ibundanya Hj Solichah. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS