MADIUN – Membumikan Pancasila tak pernah terlewatkan oleh Ristu Nugroho, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Propinsi Jawa Timur. Di setiap kunjungan ke dapilnya, Ristu selalu semangat dalam menyampaikan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya saat meninjau progres pembangunan jembatan di Desa Rejosari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu.
Di hadapan segenap warga desa setempat, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini mengajak seluruh masyarakat untuk tidak melupakan sejarah. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa dengan sejarahnya.
Ristu Nugroho mengatakan, kunjungan yang ia lakukan bersama para pengurus DPC PDI Perjuangan dan anggota DPRD Kabupaten Madiun dari fraksi PDI Perjuangan tersebut adalah dalam rangka memperingati dan menyemarakkan bulan Bung Karno untuk menanamkan pengamalan Pancasila.
Ristu menyerukan, sebagai generasi penerus harus mewarisi api semangat perjuangan Bung Karno. Apalagi dalam membangun desa, semangat gotong royong yang selalu digaungkan oleh Bapak Bangsa sekaligus merupakan jati diri bangsa Indonesia, harus selalu dijaga dan dilestarikan.
“Seperti jalan yang dibangun di Desa Rejosari adalah hasil kerjasama semuanya, bukan hasil kerja kepala desa saja, atau anggota dewan saja. Tapi hasil kerjasama gotong royong,” kata Ristu, Selasa (15/6/2021).
Legislator Banteng ini menambahkan, meskipun sekarang semua sudah diperhatikan oleh pemerintah, tapi semangat gotong royong jangan sampai hilang. Kalau ada jalan PU kemudian rusak diperbaiki, jangan hanya menunggu pemerintah.
“Paling tidak sebulan sekali, warga diharap gotong royong bersih bersih lingkungan, toh itu demi kebaikan masyarakat desa itu sendiri,” imbuhnya.
“Bisa maju dan sejahtera harus ada semangat gotong royong. Guyub rukun adalah modal utama dalam melaksanakan pembangunan” terangnya.
Ristu menambahkan, Bung Karno juga sering menyampaikan dalam pidato-pidatonya bahwa bangsa Indonesia harus berkepribadian dalam kebudayaan dan berdaulat dalam berpolitik. Seperti menjaga tradisi, nguri-uri budaya bangsa.
“Jangan sampai malah kita mengikuti budaya bangsa lain. Terbalik itu namanya. Pancasila itu jangan hanya sering didengar dan hafal saja tetapi tidak dilaksanakan,” pungkas Ristu. (ant/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS