SURABAYA – Ratusan mahasiswa tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Wilayah Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jatim, Jalan Indrapura, Surabaya, Senin (12/8/2024).
Demo digelar memperingati 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi. Mereka juga menyoroti isu-isu nasional, khususnya di Jawa Timur, seperti konflik agraria, termasuk di Surabaya soal reklamasi waterfront land, petani pakel, juga soal Tragedi Kanjuruhan.
Anggota Komisi A DPRD Jatim Hari Putri Lestari, yang menemui mereka menyatakan bahwa BEM SI Jatim telah menunjukkan kepedulian dan keberpihakan terhadap masyarakat melalui aksi demonstrasi ini.
“Hari ini, BEM SI Wilayah Jawa Timur menjadi penghubung lidah rakyat dengan DPRD Jawa Timur. Atas nama pribadi, saya sangat mengapresiasi kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat,” ungkap Hari Putri Lestari.
Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Tari tersebut menuturkan, salah satu isu yang diangkat dalam aksi ini adalah rencana pembangunan Surabaya Waterfront Land senilai Rp 72 triliun di pesisir timur Kota Surabaya.
Proyek tersebut dikhawatirkan akan mengancam mata pencaharian nelayan akibat kerusakan ekosistem pantai yang berujung pada hilangnya hasil tangkapan ikan.
Selain itu, pembangunan infrastruktur dalam proyek reklamasi ini berpotensi memarjinalisasi masyarakat pesisir.
Tari menyatakan, karena pembangunan Surabaya Waterfront Land termasuk proyek strategis nasional (PSN), pihaknya akan meneruskan tuntutan mahasiswa kepada pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti.
Dia menekankan bahwa setiap proyek besar seperti ini harus melibatkan masyarakat dengan sosialisasi yang baik dan komprehensif.
“Titik tekan kami kepada pusat adalah bahwa ketika ke depan akan membuat agenda serupa, harus betul-betul melibatkan masyarakat dan harus ada sosialisasi yang baik serta komprehensif berkenaan dengan hal tersebut,” jelasnya.
Tari juga menyoroti permasalahan yang terjadi di Rusunawa Gunungsari. Dia mendorong agar komisi yang membidangi di DPRD Jatim segera melakukan dialog dengan sejumlah lembaga berwenang, serta masyarakat dan mahasiswa yang mendampingi warga korban.
“Saya berharap seluruh agenda tersebut termonitoring dan terjadwal dengan baik, dan harus segera terselesaikan,” harapnya.
Sementara terkait dengan tuntutan mahasiswa yang mencakup konflik agraria, Hari berjanji akan mengajak komisinya, segera melakukan penyelesaian dengan memanggil sejumlah dinas terkait.
“Jika terbukti ada pelanggaran, kami setuju adanya penindakan yang tegas,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa, Edo, berharapan agar dialog dengan wakil rakyat Jawa Timur menghasilkan keputusan yang berkeadilan dan tidak merugikan masyarakat lagi.
“Sehingga tadi setelah diterima oleh Ibu Hari Putri Lestari, kita buat nota kesepakatan dewan untuk bersama-sama memperjuangkan hal tersebut,” kata Edo. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS