BLITAR – Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR RI mencabut TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 pada Senin, 9 September 2024, mendapatkan respon positif dari berbagai elemen masyarakat.
Kali ini, Yayasan Pusat Studi Bung Karno (YPSBK) Madura menggelar yasinan dan tahlilan di makam Bung Karno, Blitar, dengan tema Ziarah Kebangsaan dan Tasyakuran atas pencabutan TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Kamis (19/9/2024) malam.
Ketua Dewan Pembina YPSBK Madura, Darul Hasyim Fath, mengatakan pencabutan TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tersebut, selain mengakhiri tuduhan keterlibatan Sukarno dengan gerakan PKI, juga untuk menegaskan penghargaan dan pemulihan martabat sang Proklamator.
“Hari ini kita besyukur, TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 itu telah dicabut. Ini tidak hanya membersihkan nama Bung Karno dari skandal gerakan PKI tahun 1965, akan juga menegaskan bahwa Bung Karno adalah pemimpin revolusi yang benar-benar membaktikan hidupnya untuk negeri ini,” ujar Darul.
Pria yang menjabat Wakabid Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Sumenep itu juga menegaskan bahwa keputusan MPR RI tersebut telah mengembalikan kehormatan Bung Karno.
“Sejarah telah mengembalikan kehormatan Bung Karno, ihwal yang niscaya dari dialektika peradaban politik negeri ini,” tuturnya.
Ke depan, Darul berharap generasi muda bangsa ini dapat belajar pada nilai dan gagasan Bung Karno untuk berbakti pada negeri ini.
“Tugas berikutnya dari generasi yang menisbatkan diri sebagai peneguh ajaran Bung Karno adalah berbakti pada negeri dengan sepenuh hati,” tandasnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS