SURABAYA– Ketua Tim Pemenangan Cawali-cawawali Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, H Syaifuddin Zuhri mengatakan, pasangan calon (paslon) nomor urut 2 tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi debat publik yang akan digelar KPU Surabaya, Jumat (30/10/2015) malam.
“Tak ada persiapan khusus. Tentu Bu Risma dan Pak Whisnu sudah siap, karena keduanya calon yang punya konsep, sudah terbukti dan teruji selama memimpin Kota Surabaya periode 2010-2015,” kata Syaifuddin, kemarin.
Diketahui, selama proses Pilkada Surabaya, akan digelar tiga sesi debat publik. Setelah debat publik pertama 30 Oktober, sesi berikutnya akan diselenggarakan pada 6 dan 27 November, dengan tema beda tiap sesi debat.
Meski sudah berpengalaman memimpin Surabaya, tambah Ipuk, sapaan akrab Syaifuddin Zuhri, ada beberapa masukan yang disampaikan tim pemenangan untuk penajaman data. “Bekal kemampuan Risma-Whisnu juga dipertajam dengan dukungan data terkini dari tim pemenangan,” ungkapnya.
Terkait problematika persoalan kota, pria yang juga Ketua Komisi C DPRD Surabaya ini mengatakan, pasangan calon petahana sudah paham. “Sehingga keduanya tinggal memikirkan kelanjutan program yang sudah dilakukan selama menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota periode kemarin,” ujar dia.
Bahkan, meminjam istilah predikat hasil ujian di perguruan tinggi, Ipuk menyebut pasangan Risma-Whisnu layak mendapat predikat ‘cumlaude’. Sebab, prestasi memimpin Kota Pahlawan itu sudah terbukti mendapat banyak pujian, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Bu Risma terbukti sudah beberapa kali mendapat penghargaan. Sedang Pak Whisnu melakukan penguatan pada basis politik agar Surabaya tetap kondusif dan pembangunan bisa berjalan lancar,” terang politisi yang menjabat Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Prestasi Kota Surabaya sejak dipimpin Tri Rismaharini, urai Ipuk, cukup banyak. Di antaranya, mengantarkan Surabaya menjadi Kota Terbaik se-Asia Pasifik versi Citynet tahun 2012, penghargaan Kota Berkelanjutan ASEAN Enviromentally Award 2012, dan Taman Bungkul mendapatkan penghargaan The Asian Townscape Award dari PBB tahun 2013.
Sebagai wali kota, Risma juga beberapa kali mendapat penghargaan. Di antaranya sebagai wali kota terbaik peringkat tiga dunia tahun 2014 versi World Mayor Prize (WMP).
“Masih banyak prestasi lainnya. Sementara Pak Whisnu menguatkan basis politik, dan pendekatan komunikasi dengan partai di luar PDI Perjuangan. Sehingga sangat dinamis, bergerak baik secara birokrasi maupun politik. Saya rasa keduanya sudah punya kapasitas cukup,” ujarnya.
Bermacam pujian dan penghargaan yang diraih Kota Surabaya, serta politik dan ekonomi yang kondusif selama ini, lanjut Ipuk, itu membuktikan kepemimpinan Risma-Whisnu berhasil. Sehingga keduanya dinilai sangat layak melanjutkan kepemimpinannya, agar bisa lebih meningkatkan keberhasilan pembangunan sebelumnya.
“Jadi tidak perlu diulang-ulang lagi. Pengalaman calon kami sudah maksimal jika kembali dipercaya memimpin Surabaya untuk kedua kalinya,” ucap Ipuk.
Soal kekurangan, Ipuk menyatakan, tetap ada, dan itu menjadi bahan evaluasi tim Risma-Whisnu. “Khususnya beberapa tahapan-tahapan dari proses pembangunan Surabaya yang dirasa masyarakat kurang, maka itu harus dibenahi,” kata dia.
Bidang-bidang yang dinilai masih kurang, atau yang belum terlaksana pembangunannya, imbuh dia, ke depan akan diprioritaskan. Bahkan, Ipuk menyebutkan, ada program bagi Surabaya ke depan yang bisa jadi kejutan bagi warga Surabaya.
“Nanti akan disampaikan. Tinggal tunggu tanggal mainnya,” pungkasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS