DENPASAR – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya memahami ketidakhadiran Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP di Bali.
Sebab, pada waktu bersamaan, Presiden Jokowi terbang ke Arab Saudi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di King Abdulaziz Convention Center, Riyadh.
Menurut Hasto, hal tersebut sangat dipahami karena agenda Jokowi sebagai kepala negara. Sebelum rakernas, ungkapnya, sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, pihaknya melakukan komunikasi intens dengan Presiden Jokowi.
Dia menyebutkan, pengurus pusat dan daerah PDI Perjuangan sudah tahu agenda Jokowi saat rakernas dibuka Sabtu (20/5/2017). Meski demikian, komunikasi antara PDIP dan Jokowi tetap jalan.
“Dan kami sangat memahami skala prioritas dan tugas-tugas dari Bapak Presiden, mengingat ada undangan 20 Mei 2017 untuk KTT di Arab Saudi dan itu sangat penting dan strategis,” ujar Hasto.
“Sehingga dengan komunikasi politik yang intens tersebut, baik program pemerintah maupun kepartaian dapat bersinergi. Sejatinya pemerintahan Pak Jokowi adalah pemerintahan yang menjabarkan Trisakti Bung Karno,” tambah Hasto.
Sementara terkait tokoh-tokoh PDI Perjuangan yang tidak hadir seperti Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini dan lainnya, menurut Hasto, karena rakernas ini hanya untuk pengurus partai di pusat dan daerah.
Sementara itu, Presiden Jokowi menjelaskan, kehadirannya ke Arab Saudi untuk memenuhi undangan Raja Salman Abdulaziz Al-Saud dalam rangka menghadiri acara Arab Islamic-American Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika, yang digelar Minggu (21/5/2017).
Pertemuan yang dihadiri sekitar 55 kepala negara dan kepala pemerintahan tersebut, menurut Jokowi, sangat penting bagi Indonesia, karena membahas kerja sama internasional untuk melawan radikalisme dan pemberantasan terorisme.
“Arab Islamic-American Summit ini sangat penting bagi Indonesia karena dibahas kerja sama internasional untuk melawan radikalisme dan terorisme,” terang Jokowi.
Dia menegaskan, Indonesia ingin ikut berkontribusi dalam upaya memelihara perdamaian dunia, sesuai dengan konstitusi.
Untuk itu dalam forum tersebut, Jokowi berbagi pengalaman kepada dunia internasional dalam upaya Indonesia melawan radikalisme dan terorisme.
“Kita gunakan momen KTT ini untuk menyampaikan pentingnya penggunaan pendekatan soft power dalam melawan radikalisme dan terorisme,” kata Presiden.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya kerja sama internasional dalam pemberantasan terorisme. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS