TRENGGALEK – Super Keren, terobosan baru Pemkab Trenggalek dalam mengakomodir suara perempuan dan kelompok rentan di sektor pembangunan, mendapat penghargaan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur tahun 2021.
Inovasi akronim dari Suara Perempuan dan Kelompok Rentan ini dinobatkan sebagai Terbaik I Top 30 Kovablik Jatim 2021.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menpan-RB, Tjahjo Kumolo di dampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa kepada Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin di Exhibition Hall Grand City, Surabaya, Jumat (19/11/2021).
Atas raihan ini, Bupati Arifin menyampaikan terima kasih kepada seluruh dinas dan masyarakat, khususnya kepada Ketua Tim Penggerak PKK dan seluruh perempuan di Trenggalek yang terlibat dalam Super Keren ini, seperti Dinas Sosial, dan Bapeda. “Pokoknya semuanya lah,” kata Arifin, kemarin.
Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek yang akrab disapa Gus Ipin ini berharap, ke depannya pembangunan di Trenggalek lebih inklusif.
Kepala Dinas Sosial PPPA Kabupaten Trenggalek Ratna Sulistyowati menambahkan, tujuan pembangunan di kabupaten ini untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif.
“Kalau berbicara inklusif tentunya tidak boleh ada satupun yang tertinggal. Termasuk di antaranya perempuan dan kelompok rentan,” jelas Ratna.
Menurut dia, pada Super Keren terdapat dua komponen di dalamnya. Pertama Musrena Keren (Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan) dan Sepeda Keren (Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan).
Selama ini dalam Musrenbang perempuan dan kelompok rentan diundang sekadar untuk menggugurkan kewajban.

Mereka datang namun tidak punya keberanian untuk berbicara menyuarakan aspirasinya. Ini dikarenakan keterbatasan kapasitas, komunikasi maupun keterbatasan kelompok rentan ini mengenali masalahnya sendiri.
Sebagai solusi untuk melibatkan kelompok ini dalam perencanaan pembangunan, Pemkab Trenggalek mencoba mereka dalam satu wadah, yang dinamakan Musrena Keren.
Bersama kelompoknya, diharapkan mereka mampu bersuara, berbeda dengan ketika mengikuti Musrenbang reguler.
Dalam perjalanannya, mekipun dalam satu kelompok yang sama, mereka belum berani menyuarakan aspirasinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuannya, keterbatasan keberanian menyuarakan aspirasinya sehingga lahir lagi inovasi Sepeda Keren.
Sepeda Keren sendiri, beber Ratna, merupakan sekolah informal yang tujuannya meningkatkan kapasitas dari perempuan dan kelompok rentan.
Beberapa mentor direkrut dan buku panduan baku dibuat untuk selanjutnya mencari agen-agen perubahan yang ada di desa. Kemudian melatih masyarakat agar bisa menjadi agen perubahan sesuai modul yang sama
Para kader perubahan ini kemudian mendata kelompok rentan yang ada sekaligus mengenali permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi jalan pemecahan.
“Diharapkan dengan ini ada peningkatan kapasitas. Terus berada dalam komunitas yang sama saat Musrena Keren sehingga dapat menyampaikan kenginannya,” paparnya.
Diharapkan juga dengan upaya ini menghasilkan daya ungkit untuk menurunkan kemiskinan. “Dengan begitu angka kemiskinan kita seperti yang di cita-citakan di RPJMD bisa turun 2 digid bisa tercapai,” pungkasnya. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS