MALANG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur H Gunawan mengajak masyarakat terutama generasi muda untuk melestarikan dan merawat budaya gotong-royong warisan leluhur.
Gunawan mengatakan, budaya gotong-royong merupakan kekuatan besar bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dirawat. Menurutnya, dengan gotong-royong, bangsa Indonesia dapat melalui berbagai ujian dan berbagai tantangan zaman.
Hal itu disampaikan Gunawan, saat menggelar sosialisasi kebangsaan dengan tema ‘Gotong Royong Merupakan Esensi, Substansi Kehidupan Bermasyarakat’, di Desa Ngajum, Kabupaten Malang, hari Minggu kemarin.
Gunawan menerangkan, gotong-royong adalah salah satu karakteristik orang Indonesia. Yang kemudian oleh para pendiri bangsa dituangkan dalam Pancasila sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.
“Perilaku gotong royong atau saling membantu, sudah ada dan dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Gotong royong adalah suatu kepribadian bangsa serta budaya yang sudah melekat dan berakar dalam kehidupan masyarakat,” jelas Gunawan.
Melalui budaya gotong-royong, paparnya, segala macam pekerjaan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat luas akan terasa sangat mudah. Seluruh warga secara sukarela bekerja bersama-sama, saling bahu-membahu memajukan kehidupan dilingkungan sekitarnya.
“Karena itu, saya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Desa Sumberejo, agar memiliki sikap gotong royong. Sebab, dengan memiliki sikap gotong, royong, maka masyarakat akan lebih mudah untuk melakukan kegiatan,” ajaknya.
“Tak hanya itu, dengan adanya kesadaran masyarakat dalam bergotong rorong, maka akan tercipta hubungan persaudaraan yang erat,” imbuh anggota Komisi A DPRD Jatim tersebut.
Legislator yang akrab disapa Abah Gunawan tersebut juga minta setiap warga Desa Ngajum agar bisa menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini penting, karena Pancasila merupakan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Santoko menerangkan bahwa budaya gotong-royong merupakan intisari daripada nilai-nilai Pancasila. Sehingga hal ini menjadi bukti bahwa budaya gotong-royong sudah mendarah-daging dalam diri setiap rakyat Indonesia.
“Karena itu, kelima nilai Pancasila harus diaktualisasikan berdasarkan nilai-nilai gotong royong. Artinya, aktivitas ketuhanan harus mengakomodasi nilai-nilai budaya lokal, bersifat lapang, transformatif, serta mampu membina toleransi,” jelas Santoko.
Mantan Ketua KPU Kabupaten Malang tersebut juga menjabarkan bahwa Pancasila tidak menghendaki adanya diskriminasi dan sikap intoleran kepada mereka yang menjadi minoritas maupun lemah.
Lebih dari itu, Pancasila mencoba merangkul segala golongan untuk membaur di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berbhineka Tunggal Ika.
“Oleh karenanya, manusia memiliki kewajiban moral untuk bergotong royong. Diharapkan gotong royong lebih dari sekadar ikatan di dalam suku, namun juga antar kesukuan dan agama,” tuturnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS